Jakarta, aktual.com – Para Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN telah setuju untuk melanjutkan agenda-agenda yang telah diajukan oleh Indonesia saat memimpin ASEAN dalam KTT 2024 yang akan diselenggarakan di Laos pada bulan Oktober mendatang. Salah satu poin yang akan diteruskan adalah dukungan terhadap Palestina.
Kesepakatan ini terjadi saat para Menlu ASEAN berkumpul dalam pertemuan “ASEAN Foreign Ministers’ (AMM) Retreat” di Luang Prabang, Laos, pada hari Sabtu (29/1). Pertemuan pertama tingkat Menlu di bawah kepemimpinan Laos tersebut juga menegaskan kesepakatan untuk melanjutkan agenda-agenda yang telah diperoleh saat Indonesia memimpin ASEAN tahun sebelumnya.
“Beberapa hal yang disepakati dari pertemuan AMM Retreat antara lain adalah keberlanjutan berbagai deliverables keketuaan Indonesia tahun lalu, termasuk dukungan atas kelanjutan ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) dan kelanjutan pelaksanaan ASEAN Human Rights Dialogue,” kata Menlu RI Retno Marsudi dalam pernyataan pers yang diterima, Selasa (30/1).
Selain itu, pertemuan juga setuju untuk terus memprioritaskan agenda maritim di ASEAN dengan tujuan mempromosikan stabilitas dan kerja sama maritim di kawasan, termasuk pembangunan blue economy dan penyelenggaraan ASEAN Maritime Forum (AMF)/Expanded ASEAN Maritime Forum (EAMF).
Kesepakatan lainnya mencakup kelanjutan dalam menerapkan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) melalui berbagai mekanisme yang dipimpin oleh ASEAN. Dalam konteks ini, dokumen Konsep tentang Arsitektur Regional yang Komprehensif Berbasis AOIP dari Indonesia telah disetujui untuk dibahas lebih lanjut.
Pertemuan juga menyetujui untuk mendukung rencana Trilateral Summit antara China, Jepang, dan Korea Selatan. Terkait isu Palestina, pertemuan mengekspresikan keprihatinan dan mengajukan seruan agar kekerasan di Gaza dihentikan segera, mengutuk keras tindakan kekerasan terhadap warga sipil, mendukung solusi dua negara, dan mendesak Israel untuk mematuhi keputusan Mahkamah Internasional terkait Gaza.
Mengenai situasi di Myanmar, Indonesia menyambut baik komitmen kembali dari para Menlu ASEAN untuk menggunakan Mekanisme 5P sebagai acuan utama dalam upaya ASEAN untuk membantu Myanmar mengatasi krisisnya. Indonesia juga menegaskan bahwa semua catatan terkait penanganan isu Myanmar selama kepemimpinan Indonesia tahun sebelumnya telah disampaikan kepada Laos sebagai Ketua ASEAN tahun ini.
“Indonesia juga mengharapkan tidak terjadinya permissive actions yang dapat hambat atau memundurkan implementasi 5PC. Engagement dengan stakeholders harus dilakukan secara cermat agar tidak secara politis dikapitalisasi oleh stakeholder tertentu,” kata Retno.
Pada kesempatan tersebut, Indonesia juga mengungkapkan kesiapannya untuk memberikan kontribusi melalui mekanisme troika. Diskusi dalam mekanisme ini diharapkan tidak hanya terfokus pada konsultasi, tetapi juga mencakup koordinasi dalam penyediaan bantuan kemanusiaan dan memfasilitasi dialog yang inklusif.
Pertemuan AMM Retreat terdiri dari dua sesi, yaitu Sesi I yang membahas prioritas Laos sebagai Ketua ASEAN dan langkah-langkah lanjutan dari KTT sebelumnya, termasuk implementasi 5PC, dan Sesi II yang membahas situasi di kawasan dan internasional.
Pada Sesi I, Indonesia juga menyatakan dukungannya terhadap kepemimpinan Laos tahun ini. Selain itu, Indonesia juga menekankan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan lebih lanjut di bawah kepemimpinan Laos.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain