Jakarta, Aktual.com — Dolar Zimbabwe akan diambil dari peredaran. Hal ini bertujuan untuk meresmikan sistem multi-currency yang diperkenalkan pada tahun 2009, sekaligus membantu menahan kenaikan inflasi dan menstabilkan perekonomian.
Gubernur Bank Sentral Zimbabwe, John Mangudya mengatakan akan menawarkan USD5 untuk setiap 175 kuadriliun (175.000 triliun dolar Zimbabwe). Sementara itu, transaksi di negara Afrika Selatan bahkan telah dibuat menggunakan dolar AS dan rand dari tetangga Afrika Selatan selama enam tahun.
“Menonaktifkan dolar Zimbabwe itu karena telah tertunda dan lama beredar sejak tahun 2009. “Kita tidak bisa memiliki dua sistem mata uang hukum. Oleh karena itu, kita perlu menjaga integritas sistem multi-currency atau dolarisasi di Zimbabwe,” ujar Mangudya, demikian dilansir Bloomberg, Senin (15/6).
Ekonomi jatuh ke dalam krisis setelah pemerintah memulai kampanye pada tahun 2000. Inflasi melonjak ke 500 miliar persen dan ekonomi menyusut selama dekat selama satu dekade resesi yang berakhir pada tahun 2009.
Di bawah kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah koalisi, perekonomian mulai berkembang dan pengakuan mata uang asing sebagai alat pembayaran yang sah membantu meredam kenaikan inflasi. Inflasi tahunan turun menjadi 2,7 persen April 2015.
Lebih lanjut dikatakan Mangudya, masyarakat Zimbabwe dapat mengkonversi dolar lokal mereka antara 15 Juni sampai 30 September di bank-bank komersial, bank pembangunan masyarakat, dan kantor pos.
Penabung dengan dolar Zimbabwe dalam rekening bank mereka akan mendapatkan USD5 untuk apapun hingga 175 kuadriliun dolar Zimbabwe.
“Mereka dapat mengkonversi uang tunai mereka pada tingkat USD1 hingga 25 triliun dolar Zimbabwe untuk catatan dicetak sebelum 2009, pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh: