Jakarta, Aktual.co — Aceh merupakan ‘kantong’ Thalassemia terbesar di Indonesia. Ruswandi (68), -Ketua Perhipunan Orangtua Penderita Thalasemmia se-Indonesia-mengatakan, bahwa anak yang dilahirkan menderita Thalassemia Mayor, penderitaan awal seperti orang yang anemia berat.
Oleh karena itu, Thalessemia Mayor ini menyerang hemoglobin dalam darah. Dimana fungsi utama hemoglobin sebagai alat transfusi oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh.
“Jadi untuk memenuhi hemoglobin itu, maka si penderita ini sedikitnya membutuhkan transfusi darah sekitar 3 kantong darah setiap bulannya dan seumur hidup, ” jelasnya saat ditemui di acara ‘Peduli Thalassemia’, di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (8/5).
“Transfusi darah sebanyak itu di setiap bulannya akan membuat penumpukkan zat besi dalam tubuh anak. Secara fisik yang terlihat akan membuat kulit anak menjadi menghitam dan merubah struktur wajahnya, ” kata Ruswandi menambahkan.
Menurut Ruswandi, penumpukan zat besi akan mengakibatkan bertambahnya beban limpa, hati dan jantung yang akan mengakibatkan gagalnya fungsi organ tubuh pada penderita Thalessemia.
“Bersyukurnya sejak tahun 2011 penderita sudah dapat bantuan kesehatan dari pemerintah dan sekarang pakai BPJS. Karena memang pengobatan ini tidak murah biayanya. Tetapi kalau orang dengan Thalassemia Minor memang tidak dapat dibedakan secara kasat mata dengan orang yang normal. Untuk mengetahuinya dengan cara cek darah Thalassemia di lab klinik, ” papar Ruswandi.
“Saya 35 tahun, mendirikan Yayasan Thalassemia ini, sekarang sudah ada 44 cabang di seluruh Indonesia. Bersyukurnya, pemerintah sangat mendukung membantu kesulitan para penderita Thalassemia ini, ” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















