Jakarta, Aktual.com – Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengecek langsung kesiapan prajurit dan alutsista yang dikerahkan untuk membantu pengamanan dan distribusi logistik Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
TNI mengerahkan 446.219 prajurit dari tiga matra untuk mendukung Polri dalam menjaga kelancaran Pemilu dan memberikan bantuan kepada KPU (Komisi Pemilihan Umum) dalam mendistribusikan kotak dan surat suara ke daerah-daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), serta wilayah yang dianggap berisiko.
“Tadi kami juga mengecek ke beberapa pangkotama (panglima komando utama, red.) untuk proses perbantuan distribusi logistik pemilu. Kemarin, ada masalah di Papua saat pendistribusian logistik pemilu terjadi longsor sehingga dibantu oleh pasukan TNI yang ada di sana, sehingga logistik pemilu bisa tiba di tempat dalam keadaan aman,” kata Agus Subiyanto saat jumpa pers selepas upacara gelar pasukan pengamanan pemilu di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Kamis (1/2).
TNI menggelar apel kesiapan pasukan serentak di seluruh Indonesia yang dipantau secara langsung oleh Panglima melalui video conference (vicon). Panglima Daerah Militer (Pangdam) Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan memimpin upacara seremonial tersebut di Jakarta.
Usai upacara, Panglima memeriksa alutsista yang digelar dalam apel kesiapan, termasuk peralatan penanggulangan huru-hara (PPH) yang digunakan prajurit, seperti tameng dan helm.
Selanjutnya, Panglima mendengarkan laporan dari beberapa pangdam mengenai kesiapan pasukan di wilayah masing-masing, termasuk di Maluku dan Papua. Dalam pembicaraan antara Panglima TNI dan pangdam-pangdam, Agus Subiyanto mengingatkan tentang faktor cuaca buruk yang dapat menghambat distribusi logistik pemilu.
Para pangdam menjelaskan langkah-langkah antisipatif yang telah mereka rencanakan untuk memastikan logistik pemilu dapat tiba tepat waktu di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Pangkotama atau pangdam itu memiliki rencana kontingensi. Dalam rencana kontingensi itu ada faktor alam dan non-alam yang harus dihadapi. Kalau alam, biasanya bencana alam seperti banjir, longsor, gunung merapi. Itu pangkotama memiliki rencana tersebut, kebutuhan personel dan alat kelengkapan yang dibutuhkan,” kata Panglima TNI menjawab pertanyaan saat jumpa pers.
Untuk mengatasi faktor non-alam, TNI juga telah melakukan antisipasi terhadap potensi konflik sosial, seperti kerusuhan, yang tercermin dalam simulasi demonstrasi selama apel gelar pasukan.
Dalam menangani kerusuhan atau kericuhan, Panglima memastikan bahwa TNI hanya akan memberikan bantuan kepada Polri dan akan turun ke lapangan hanya jika ada permintaan resmi dari kepolisian.
“Kami ada SOP-nya dalam mengatasi demo. Jadi, tidak semena-mena juga,” kata Panglima TNI.
Panglima TNI didampingi oleh jajaran kepala staf dan wakil kepala staf, termasuk Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali, dan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Andyawan Martono Putra, dalam rangkaian apel tersebut.
Hadir pula Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Bambang Ismawan, Danjen Kopassus TNI AD Mayjen TNI Deddy Suryadi, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI R. Nugraha Gumilar, Komandan Pasukan Marinir 1 TNI AL Brigjen TNI Umar Farouq, dan Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Kristomei Sianturi.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan