Warga membawa beras yang didapatkan saat penyaluran bantuan pangan beras di Gudang Bulog Meger, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (31/1/2024). . ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/rwa.

Jakarta, Aktual.com – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa program bantuan pangan beras dari pemerintah saat ini sangat diperlukan oleh masyarakat, terutama mereka yang memiliki pendapatan rendah.

“Sangat perlu saat kondisi seperti hari ini, khususnya untuk masyarakat kecil,” ujar Arief di Jakarta, Kamis (1/2).

Menurut Arief, bantuan pangan beras merupakan program pemerintah berupa penyaluran beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM). Program ini merupakan bagian dari penggunaan cadangan beras pemerintah (CBP) sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah.

Bantuan ini diberikan kepada masyarakat berpendapatan rendah, yaitu KPM berdasarkan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) Kemenko PMK, dengan jumlah bantuan sebanyak 10 kg beras per KPM per bulan.

Pemberian bantuan ini telah dimulai sejak awal tahun 2023 dan akan dilanjutkan pada 2024. Bantuan Pangan Beras 2024 akan disalurkan mulai Januari hingga Maret kepada 22 juta KPM berdasarkan Data P3KE Kemenko PMK. Adapun rencananya, bantuan akan diperpanjang pada Mei sampai Juni dengan syarat APBN masih memungkinkan.

Bantuan pangan beras ini bertujuan untuk membantu masyarakat kelas bawah dan sekaligus menjaga tingkat inflasi yang cenderung bergejolak. Pemerintah melihat bantuan ini sebagai salah satu langkah intervensi dalam menstabilkan tingkat inflasi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kamis (1/2), tercatat bahwa komoditas beras mengalami inflasi sebesar 0,64 persen pada Januari 2024, dengan kontribusi terhadap inflasi utama sebesar 0,03 persen.

Kenaikan harga beras terjadi di 28 provinsi, sementara harga beras di 10 provinsi lainnya mengalami penurunan. Menurut catatan BPS, seluruh provinsi di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara mengalami kenaikan harga beras.

Faktor kenaikan ini disebabkan oleh kurangnya pasokan di beberapa wilayah, terutama akibat cuaca buruk dan kerusakan akses jalan. Hal ini menghambat distribusi beberapa komoditas pangan.

Arief mengungkapkan bahwa untuk mengatasi kenaikan harga beras, pihaknya akan melakukan percepatan produksi beras.

Ia juga membenarkan bahwa kenaikan harga beras disebabkan oleh tertundanya proses tanam akibat El Nino sehingga panen raya menjadi mundur.

“KamiĀ akan percepat produksi. Sebelumnya tertunda tanam karena El Nino,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan