Jakarta, aktual.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai inflasi Indonesia tetap stabil dan indeks manajer pembelian atau purchasing managers’ index (PMI) di sektor manufaktur masih ekspansif selama 29 bulan berturut-turut.
Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari 2024 tercatat sebesar 2,57 persen secara tahunan (yoy) atau menurun dibandingkan Desember 2023 sebesar 2,61 persen (yoy). Realisasi inflasi tersebut juga lebih rendah dibandingkan capaian inflasi Januari 2023 sebesar 5,28 persen (yoy).
“Kita bersyukur capaian inflasi di Januari tetap terkendali dalam kisaran sasaran yang menunjukkan daya beli kita masih baik. Di tengah ketidakpastian yang masih tinggi, salah satunya gangguan cuaca dari el nino yang masih berlangsung,” kata Menko Airlangga di Jakarta, Jumat (3/2)
Menko Airlangga mengklaim realisasi inflasi Indonesia pada Januari 2024 terkendali pada rentang target sasaran 2,5 persen plus minus 1.
Secara bulanan, inflasi Januari 2024 dipengaruhi oleh pergerakan komponen harga bergejolak dan inti. Komponen harga pangan bergejolak (volatile food/VF) mengalami peningkatan tercatat sebesar 0,01 persen (mtm) atau 7,22 persen (yoy).
Ia menjelaskan curah hujan yang tinggi terutama di daerah sentra hortikultura berakibat pada gagal panen dan mendorong kenaikan harga tomat dan bawang merah. Selain itu, harga beras masih mengalami kenaikan seiring pasokan yang terbatas karena belum masuknya musim panen. Namun demikian, inflasi VF tertahan oleh harga aneka cabai yang mulai menurun.
Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,20 persen (mtm) atau 1,68 persen (yoy). Secara tahunan inflasi inti masih terjaga meskipun dalam tren melandai. Sementara, komponen harga diatur pemerintah (administered prices/AP) mengalami deflasi sebesar 0,48 persen (mtm) atau inflasi 1,74 persen (yoy).
Deflasi AP utamanya disumbang oleh penurunan tarif angkutan udara dan bensin seiring berakhirnya masa hari besar keagamaan nasional (HBKN) seperti Natal dan Tahun Baru, serta libur sekolah yang mendorong turunnya permintaan terhadap jasa transportasi udara dan penyesuaian harga BBM nonsubsidi per 1 Januari 2024.
Di samping itu, pada 29 Januari 2024 telah dilaksanakan Pertemuan Tingkat Tinggi Tim Pengendali Inflasi Pusat tingkat menteri yang menyepakati sejumlah langkah strategis untuk menjaga inflasi tetap stabil dan terkendali pada tahun 2024.
Beberapa langkah strategis dimaksud di antaranya, melaksanakan kebijakan moneter dan fiskal yang konsisten dengan upaya mendukung pengendalian inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengendalikan inflasi kelompok VF agar dapat terkendali di bawah 5 persen dengan fokus pada komoditas beras, aneka cabai, dan aneka bawang.
Selain itu menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi pangan untuk memitigasi risiko jangka pendek, termasuk mengantisipasi pergeseran musim panen dan peningkatan permintaan menjelang HBKN.
“Di tengah berbagai tantangan yang masih kita dihadapi saat ini, komitmen dan sinergi bersama seluruh pihak baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Bank Indonesia melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) akan terus diperkuat guna menjaga inflasi terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus 1 persen,” lanjut Menko Airlangga.
Lebih lanjut, dari segi PMI, Indonesia juga menunjukkan adanya ekspansi selama 29 bulan berturut-turut pada level 52,8 atau lebih tinggi dari angka Desember 2023 pada level 52,2.
Angka PMI Manufaktur Indonesia menjadi yang tertinggi di kawasan ASEAN mengungguli Filipina (50,9), Malaysia (49,0), Thailand (46,7), dan Myanmar (44,3).
“Kinerja sektor manufaktur yang terus ekspansif perlu diapresiasi. Pemerintah juga akan terus bekerja keras menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga performa positif ini dapat terus ditingkatkan. Inflasi yang terkendali dan PMI yang terus ekspansif diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain