Jakarta, aktual.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa aktivitas deformasi batuan di lempeng laut telah menyebabkan gempa dangkal di wilayah Halmahera Utara, Maluku Utara.
“Jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan di lempeng laut Maluku Utara. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (3/2).
Daryono menjelaskan bahwa gempa bumi tersebut memiliki magnitudo 5,1 dan terjadi di laut barat laut Pulau Doi, Halmahera Utara, Maluku Utara, pada kedalaman 69 kilometer.
Analisis BMKG juga menemukan bahwa gempa tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Tobelo, dengan skala intensitas II-III MMI atau getaran yang dirasakan nyata dalam rumah dan terasa seperti truk berlalu.
Meskipun begitu, Daryono menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi tersebut.
Berdasarkan hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempa bumi tektonik, BMKG menyatakan bahwa gempa bumi di Kabupaten Halmahera dengan koordinat 2,5° LU ; 127,04° BT tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
“Hasil monitoring BMKG (sejak kejadian pukul 15.25 WIB) belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock,” tambahnya.
BMKG tetap mengimbau masyarakat setempat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu, ia mengingatkan masyarakat untuk memastikan bahwa bangunan tempat tinggal mereka cukup tahan gempa dan tidak mengalami kerusakan akibat getaran yang dapat membahayakan kestabilan bangunan, sehingga aman dari potensi runtuhnya bangunan akibat gempa.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan