Jakarta, Aktual.com — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat tujuh poin menjadi Rp13.328 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.335 per dolar AS.
“Rupiah bergerak datar dengan kecenderungan menguat menyusul data neraca perdagangan Indonesia periode Mei 2015 yang mencatatkan surplus,” ujar Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Senin (15/6).
Kendati demikian, menurut dia, positifnya neraca perdagangan itu tidak terlalu diapresiasi pelaku pasar dikarenakan adanya penurunan kinerja ekspor-impor.
Dalam data Badan Pusat Statistik menyebutkan nilai ekspor Indonesia Mei 2015 mencapai 12,56 miliar dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 4,11 persen dibanding ekspor April 2015. Demikian juga bila dibanding Mei 2014 mengalami penurunan sebesar 15,24 persen.
Sementara nilai impor Indonesia Mei 2015 mencapai 11,61 miliar dolar AS atau turun 8,05 persen dibanding April 2015. Demikian pula jika dibanding Mei 2014 turun 21,40 persen.
“Menurunnya ekspor-impor itu menunjukan adanya perlambatan dari permintaan akibat melambatnya perekonomian,” kata Rully Nova.
Menurut dia, Indonesia perlu mewaspadai adanya perlambatan impor bahan baku. Menurunnya impor bahan baku menunjukan melambatnya permintaan terhadap barang produksi. Tercatat, nilai impor golongan bahan baku selama Januari-Mei 2015 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 18,91 persen.
“Data itu dapat memberi harapan negatif untuk perekonomian kuartal II tahun ini yang diperkirakan kembali mengalami penurunan,” katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (15/6) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.333 dibandingkan hari sebelumnya (12/6) Rp13.317.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka