Petugas Polres Balangan dibantu Polres Tabalong menciduk MH karena menggelapkan uang honor petugas KPPS Kelurahan Batu Piring di perhotelan wilayah Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Jumat (16/2/2024). (ANTARA/HO-Satreskrim Polres Balangan)

Balangan, Aktual.com – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Balangan dibantu Polres Tabalong jajaran Polda Kalimantan Selatan menciduk tenaga honor di Kelurahan Batu Piring berinisial MH karena menggelapkan uang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) kelurahan setempat.

“Kami ringkus pelaku di sebuah kamar hotel wilayah Kabupaten Tabalong kurang dari 1 x 24 jam setelah menerima laporan,” kata Kasat Reskrim Polres Balangan Iptu Galuh Rizka Pangestu pada Jumat (16/2).

Galuh menjelaskan bahwa pelaku diduga telah mengambil uang milik petugas KPPS Kelurahan Batu Piring, Kecamatan Paringin Selatan, sebesar Rp115 juta untuk kepentingan pribadi.

Dari jumlah tersebut, Galuh mengungkapkan bahwa tersangka masih memiliki sisa uang tunai sebesar Rp17 juta yang seharusnya digunakan untuk membayar honor petugas KPPS Kelurahan Batu Piring.

Kasat Reskrim menjelaskan berdasarkan pengakuan tersangka, uang tersebut telah digunakan untuk keperluan pribadi termasuk bermain judi online ketika berada di Kabupaten Tabalong.

Sebelumnya, 126 petugas KPPS dari Kelurahan Batu Piring, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan telah mengadukan keterlambatan pembayaran honor sebagai petugas penyelenggara Pemilu 2024 ke kantor kelurahan setempat.

“Tentunya kami sangat kecewa dengan adanya keterlambatan pembayaran ini, karena sesuai edaran dari KPU RI, hak kami paling lambat dibayar pada 15 Februari kemarin,” kata salah satu anggota KPPS Kelurahan Batu Piring Ahmad di Balangan, Jumat.

Ahmad menambahkan bahwa hanya KPPS dari Kelurahan Batu Piring yang belum menerima pembayaran honor mereka dari seluruh KPPS di Kabupaten Balangan.

Menurut Ahmad, para anggota KPPS datang ke Kantor Kelurahan Batu Piring untuk menanyakan alasan mengapa pembayaran honor mereka belum dilakukan.

“Kami sangat menyesalkan adanya kejadian ini, padahal sudah mati-matian lebih dari 24 jam tidak berhenti bekerja demi menjalankan tugas negara pada Pemilu 2024 ini dan kami tinggal menuntut hak kami untuk segera dibayarkan,” ungkapnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan