Jakarta, Aktual.co — Kepala bank sentral Jerman menyatakan keraguannya soal keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk meluncurkan program pembelian obligasi satu triliun euro dalam upaya untuk menangkal deflasi dan meningkatkan ekonomi zona euro.
“Saya menganggap keputusan ini dengan skeptis,” presiden Bundesbank Jens Weidmann mengatakan kepada harian Bild Jerman (24/1).
Weidmann adalah anggota dewan gubernur Bank Sentral Eropa yang menyetujui rencana stimulus yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (QE), namun ia tidak setuju dengan keputusan diumumkan pada Kamis (22/1).
“Membeli utang negara, dalam serikat mata uang tunggal, tidak seperti yang alat (moneter) lain. Ini membawa risiko,” Weidmann mengatakan kepada surat kabar.
Kritik, khususnya di Jerman, ekonomi terbesar Eropa, mengeluhkan bahwa QE adalah lisensi mencetak uang untuk membawa pemerintah keluar dari utang dan akan mengurangi tekanan untuk reformasi.
Rencana ECB untuk membeli 60 miliar euro (69 miliar dolar AS) obligasi sektor publik dan swasta per bulan dari Maret hingga September 2016 akan berarti bahwa bank-bank sentral negara zona euro akan berada “di antara negara-negara kreditur terbesar”, kata Weidmann.
Ia menekankan perlunya negara-negara yang terlilit utang tidak menjadi “lalai” dengan anggaran dan untuk melanjutkan jalan reformasi untuk membalikkan arah ekonomi mereka, sebuah pandangan yang juga diungkapkan oleh Kanselir Jerman Angela Merkel pada Jumat.
Penentang QE juga khawatir bahwa pembayar pajak di negara yang lebih kuat seperti Jerman harus membayar tagihan negara-negara yang gagal bayar (default) pada utangnya.
Tetapi ECB mengatakan rencananya telah dirancang sehingga hanya 20 persen dari risiko yang akan dibagi di antara 19 negara yang menggunakan euro. Sisanya akan ditanggung oleh bank-bank sentral nasional dari negara-negara yang bersangkutan.
Artikel ini ditulis oleh:

















