Jakarta, Aktual.co —Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan telah melakukan 54 kali pengiriman bantuan kepada warga Suriah, berdasarkan izin baru iring-iringan dari negara-negara tetangganya sejak Juli, untuk membantu sekitar 600 ribu orang di kawasan yang dikuasai pemberontak. Laporan terbaru bulan lalu tentang situasi kemanusiaan di Suriah akan dibahas Rabu dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB.
“Akses pada pasokan dan peralatan kesehatan terus dihambat oleh ketakamanan dan halangan yang diberlakukan pada operasi-operasi kemanusiaan oleh pihak-pihak yang terlibat konflik,” menurut laporan itu. Konvoi program bantuan itu memperoleh izin pada Juli tanpa persetujuan Damaskus. Setelah kesuksesan itu, mandat program tersebut diperpanjang pada Desember hingga awal 2016.
Dewan Keamanan telah menetapkan titik-titik penyeberangan di Irak, Jordan, dan Turki yang diperkirakan menjangkau dua juta orang. Sisa bantuan dikirim dari dalam Suriah, dibawah kendali Damaskus, yang menurut PBB telah menempatkan birokrasi sebagai penghalang pengiriman.
Konflik Suriah telah berlangsung selama hampir empat tahun dan menewaskan lebih dari 200 ribu orang serta mengakibatkan separuh dari 23 juta orang mengungsi. Hingga 13 Januari, iring-iringan bantuan telah melakukan 40 kali pengiriman melalui Turki dan 14 kali melalui Jordan membawa makanan untuk 596 ribu orang, produk sanitasi dan air untuk 280 ribu orang dan obat-obatan untuk 262 ribu orang. Pos lintas batas melalui Irak tidak dapat digunakan karena alasan keamanan, menurut laporan.
Pertempuran yang berlangsung, pergeseran sekutu pemberontak, dan penundaan birokrasi dari Damaskus telah mempengaruhi bantuan. “Ketika warga Suriah, hampir separuh dari mereka mengungsi, harus menderita di musim dingin, saya mengingatkan Dewan Keamanan bahwa pendanaan bagi badan-badan PBB serta mitra-mitranya tidak selaras dengan kebutuhan,” kata laporan itu.
“Situasi kemanusiaan di Suriah telah terus memburuk.” Dari total 12,2 juta warga Suriah yang diperkirakan PBB memerlukan bantuan, 3,8 juta disebutkan ada di Jordania dan Irak, sedangkan 7,6 juta — sekitar separuh populasi — mengungsi di dalam negeri. Sekitar 200 ribu warga sipil Suriah berada di dalam lokasi yang dikepung pasukan pemerintah atau kelompok oposisi.

















