Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau Indonesian AID memberikan bantuan berupa 10 juta dosis vaksin polio ke Afghanistan.

Jakarta, Aktual.com – Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau Indonesian AID memberikan bantuan berupa 10 juta dosis vaksin polio bPOV produksi dalam negeri kepada masyarakat Afghanistan.

Pengiriman bantuan vaksin produksi PT Bio Farma tersebut secara simbolis dilakukan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi pada Kamis (7/3) di Kantor Bea dan Cukai Soekarno Hatta, Tangerang.

Sri Mulyani mengungkapkan pemerintah Indonesia bersama PT Biofarma Indonesia bekerja untuk menyediakan 10 juta dosis vaksin polio yang akan dikirim melalui UNICEF untuk melaksanakan program vaksin nasional yang akan segera di-launching pada bulan April ini.

“Hal ini merupakan sebuah kerja sama yang sangat baik yang sangat bisa terjadi karena Kementerian Luar Negeri dan terutama juga dari kawan-kawan seluruhnya dan LDKPI bekerja sama dengan UNICEF untuk bisa mengirimkan 10 juta dosis ini yang akan menjangkau 3,3 juta anak-anak berusia di bawah 3 tahun di seluruh Afghanistan,” terang Sri Mulyani dalam sambutannya, dikutip Jumat (8/3/2024).

Afghanistan adalah satu dari dua negara tersisa di dunia yang masih dalam status endemik polio selain Pakistan. Terbatasnya akses untuk mendapatkan pasokan vaksin dan kurang memadainya fasilitas kesehatan semakin mengancam masa depan anak-anak dan balita di negara tersebut.

Menurut Sri Mulyani, situasi ini menjadi salah satu penyebab utama mortalitas atau kematian anak-anak di Afghanistan. Sebagai negara yang secara aktif menjalankan diplomasi perdamaian dan kemanusiaan sebagaimana amanat konstitusi, Indonesia berkomitmen membantu rakyat Afghanistan menghadapi situasi ini melalui bantuan vaksin.

Mantan pejabat Bank Dunia ini menegaskan Indonesia selalu memiliki spirit cooperation, collaboration, dan juga mendukung berbagai program-program yang sifatnya multilateral dan bilateral termasuk komitmen dunia untuk bisa mencapai sustainable development goal yang salah satunya adalah di bidang kesehatan.

“Tentu kita berharap bahwa sumbangan dari Indonesia ini merupakan bagian dari artikulasi dan implementasi spirit dari undang-undang dasar kita, konstitusi kita dan di dalam terus membangun semangat Indonesia sebagai warga dunia yang bertanggung jawab, responsible state responsible citizen untuk terus bersama sama mewujudkan cita cita kesejahteraan sosial dan keadilan sosial tidak hanya bagi seluruh rakyat Indonesia namun juga bagi seluruh dunia,” jelasnya.

Dalam penyaluran bantuan vaksin polio ini, Sri Mulyani mengungkapkan Indonesian AID bekerja sama dengan United Nations Children’s Fund (UNICEF), sebuah organisasi PBB yang bertujuan memberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan kesejahteraan jangka panjang kepada anak-anak dan ibu di negara-negara berkembang.

Komitmen ini semakin menunjukkan peran penting Indonesia dalam menjalankan diplomasi kemanusiaan di Afghanistan, serta mendukung dan menjaga kesehatan global. Terlebih, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil vaksin polio yang telah dikenal reputasinya di dunia.

Pemberian hibah ini juga diharapkan dapat menjadi sarana promosi produk vaksin dan obat-obatan buatan Indonesia yang berkualitas ke pasar global, khususnya untuk memenuhi kebutuhan badan-badan PBB yang menjalankan program peningkatan kualitas kesehatan atau penanganan wabah di negara/kawasan tertentu yang bersifat krusial.

Sejak didirikan pada Oktober 2019 lalu, Indonesian AID telah memberikan hibah kerja sama pembangunan senilai Rp356,58 miliar ke 58 negara sahabat, termasuk Palestina, Myanmar, Timor Leste, Papua Nugini, dan Fiji.

Hibah kerja sama pembangunan disalurkan untuk berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan dan pertanian, serta bantuan kemanusiaan. Aktif dalam menggalang kolaborasi internasional, Indonesian AID telah mampu menjalin kolaborasi pembangunan dengan lembaga-lembaga internasional seperti World Bank, Islamic Development Bank, ICRC, UNRWA, OACPS, ASEAN, dan MSG.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra