Jakarta, Aktual.co —  Hasil uji tes urine yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN), pada Rabu (21/1) kemarin, Christoper Daniel Sjarif (23), pengemudi maut tersebut meneewaskan empat orang di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, terbukti positif memakai narkoba. Pengemudi Mitsubishi Outlander Sport bernomor polisi B 1658 PJE itu positif gunakan narkoba jenis LSD (lysergic acid diethylamide).

Namun tahukah Anda apa itu LSD?.  Ya, Asam Lisergat Dietilamida (atau yang disingkat LSD), yang juga sering disebut ‘Acid’ merupakan obat psikedelik semisintetik dari golongan ergolin, terkenal karena efek psikologisnya yang berguna meningkatkan kemampuan berpikir, visual / halusinasi baik dalam mata tertutup maupun terbuka, synaesthesia (kebingungan indera, misalnya: mendengarkan warna, melihat lagu), serta distorsi waktu.

LSD ditemukan (atau dibuat)  pada tahun 1938 oleh Albert Hofmann, seorang ahli kimia yang bekerja untuk Sandoz Pharmaceutical di Basel, Swiss. Penemuan obat ini tidak disengaja. Pada saat itu Hofmann sedang melakukan riset dengan bahan ergot.

Ergot adalah jamur yang sering dipakai untuk menghentikan pendarahan pada saat melahirkan di masa itu. Hofmann berhasil mengisolasi zat kimia dari ergot yang dinamakan lysergic acid, namun Hofmann baru menyadari efeknya pada tahun 1943 pada saat zat tersebut masuk secara tidak sengaja ke dalam tubuhnya.

Hoffmann kemudian mengonsumsi senyawa yang membawa rasa senang itu beratus-ratus kali. Meski demikian, dia tetap menganggapnya sebagai psikotropika yang kuat dan berpotensi bahaya. Penggunaannya harus bertanggung jawab. Hofmann kemudian dikenal dengan Bapak LSD.

Namun, The United Nations Convention on Psychotropic Substances (1971) mengkategorikan LSD sebagai psikotropika. Hukum Indonesia juga mengkategorikan LSD sebagai ‘Psikotropika’ yaitu, merupakan suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Dan, LSD di negara kita dikategorikan sebagai psikotropika golongan I.

Efek pemakaian LSD bisa sangat nikmat luar biasa, sangat tenang dan mendorong perasaan nyaman. Sering kali ada perubahan pada persepsi, pada penglihatan, suara, penciuman, perasaan dan tempat. Dampak negatif LSD dapat termasuk hilangnya kendali emosi, disorientasi, depresi, kepeningan, perasaan panik yang akut dan perasaan tak terkalahkan, yang dapat mengakibatkan pengguna menempatkan diri dalam bahaya fisik.

Efek LSD normalnya 6-12 jam setelah menggunakan, tergantung pada dosis, toleransi, berat badan dan umur. Keberadaan LSD tidak lebih lama keberadaannya daripada obat-obat dengan level signifikan di dalam darah.

Namun demikian, tidak ada bukti atau adanya ketergantungan fisik dan tidak ada gejala putus zat yang telah diamati bahkan setelah dipakai secara berkesinambungan. Tapi, ketergantungan kejiwaan dapat terjadi.

Direktur Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Mabes Polri Brigadir Jenderal Arman Depari pernah menuturkan, LSD bentuk kertas sempat ‘booming’ di Indonesia pada 1990. Dari wujudnya yang seperti kertas, LSD sepintas tampak tidak berbahaya. Efek yang ditimbulkan sama berbahaya dengan narkoba jenis lainnya.

Ada beberapa tokoh mancanegara yang pernah memakai LSD karena percaya akan manfaatnya, diantaranya:
1. Steve Jobs, pendiri Apple adalah pengguna LSD semasa mudanya. Steve Jobs mengatakan, “Memakai LSD adalah sesuatu yang luar biasa, salah satu dari dua atau tiga keputusan terbaik yang pernah kubuat dalam hidup”.
2. Bill Gates, menuturkan, bahwa pada awal-awal berdirinya Microsoft, beliau sangat dibantu oleh LSD untuk ide-ide dan inspirasinya
3. The Beatles,  personel The Beatles mulai mencoba menggunakan LSD sebagai bahan eksperimen dalam musiknya pada sekitar tahun 1965, dan ada beberapa lagunya yang bernuansa psychedelia, seperti ‘Norwegian Wood’ dan ‘Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band’.
4. Francis Crick, penemu struktur double-helix DNA, menerangkan, banyak sekali mendapatkan inspirasi dari LSD.
5. Anais Nin, penulis Prancis, mengungkapkan, bahwa “Musik bergetar melalui tubuhku seolah-olah aku adalah salah satu instrumennya dan aku merasa diriku menjadi semua alat perkusi dalam orkestra, menjadi hijau, biru, oranye. Gelombang suara berlari melalui rambut saya seperti belaian”.
Fakta menarik tentang LSD
– CIA menggunakan LSD dalam projek eksperimen rahasianya yang diberi nama kode MK-Ultra untuk menciptakan serum kejujuran.
– Masih berkaitan dengan projek MK-Ultra, CIA sempat memberikan dosis LSD secara diam-diam kepada seluruh penduduk suatu desa di Prancis.

Diberitakan sebelumnya oleh Aktual.co, Chris mengonsumsi LSD sore hari sebelum kejadian sekitar pukul 17.30Wib bersama temannya, Muhammad Ali Husni Riza (22).

Setelah konsumsi LSD, keduanya lalu pergi nonton di XXI Pacific Place, SCBD, Jakarta Selatan. Dari sana mereka pulang naik mobil milik Ali yang dikemudikan sopir, Ahmad Sandi Illah (40). Tapi Ahmad tidak ikut konsumsi LSD.

Di tengah perjalanan, Ali turun di Melawai karena cekcok mulut dengan Chris. Tapi Ahmad tetap mengantar Chris menuju rumahnya di Pondok Pinang.
   
Di sinilah kemudian Chris berusaha memaksa ambil alih kemudi dari Ahmad. Yang kemudian Ahmad turun dari mobil. Sampai akhirnya terjadi kecelakaan maut yang menewaskan empat orang akibat Chris dalam keadaan pengaruh LSD membawa mobil secara ugal-ugalan.

Artikel ini ditulis oleh: