Jakarta, Aktual.co — Prancis menciptakan 2.680 lapangan kerja baru, sebagai upaya melawan terorisme, yang belakangan ini kerap ‘menghantui’ negara mode ini. Anggaran sebesar 425 miliar euro atau setara dengan USD490 miliar, disiapkan untuk program tersebut.

Demikian disampaikan Perdana Menteri Manuel Valls, seperti dikutip dari BBC.com, Rabu (21/1).

Ia mengatakan, saat ini tak kurang dari 3.000 orang dibutuhkan untuk pengawasan di seluruh Prancis.

Valls mengatakan, rencana pemerintah ini dilakukan menyusul serangan di Paris, di mana dalam serangan ke kantor majalah Charlie Hebdo itu, menewaskan sebanyak 17 orang.

Sebelumnya, jaksa memberikan rincian tentang empat orang didakwa atas serangan.

Tiga pria yang diduga memiliki senjata pasokan membantu Amedy Coulibaly, yang diyakini telah menembak mati polisi pada 8 Januari, sehari sebelum menyerang supermarket Yahudi di Paris, di mana empat sandera tewas.

Pada 7 Januari, saudara Kata dan Cherif Kouachi menyerang Paris kantor majalah satir Charlie Hebdo, menewaskan 12. Ketiga orang bersenjata ditembak mati oleh polisi.

Paris jaksa Francois Molins mengatakan bahwa kerjasama internasional dengan pihak berwenang di Turki, Spanyol dan Belgia akan berlanjut, karena peneliti mencari informasi mengenai kemungkinan jejak para tersangka dan catatan perjalanan para tersangka, serta informasi tentang bagaimana mereka mendapat senjata mereka.

‘Pertarungan tanpa henti’ Mengumumkan sumber daya baru kontra-terorisme, Mr Valls mengatakan pasukan keamanan akan disediakan dengan senjata yang lebih baik dan perlindungan, termasuk rompi tahan peluru.

“Kami akan mengejar laga ini melawan terorisme tanpa henti,” katanya.

Pekerjaan baru akan dibuat selama tiga tahun. Beberapa 1.400 akan dibuat melalui kementerian dalam negeri, terutama di intelijen kontra-terorisme, dengan posting lain yang akan dibuka pada kementerian keadilan, pertahanan dan keuangan.

Laporan: Nebby Mahbiburrahman

Artikel ini ditulis oleh: