Warga Palestina berkumpul di sebuah tempat setelah serangan udara Israel ke tenda pengungsi di Rafah, Jalur Gaza Selatan, pada 27 Mei 2024. (ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Ankara, aktual.com – Menteri Luar Negeri Belgia Hadja Lahbib mengatakan serangan udara baru-baru ini terhadap sebuah sekolah milik Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Gaza sebagai tindak kekerasan yang mengerikan.

“Serangan udara yang menghancurkan terhadap sekolah UNRWA di Gaza adalah tindakan kekerasan yang mengerikan dan tidak dapat diterima,” kata Hadja Lahbib seperti dikutip dari Anadolu, Jumat (7/6).

Dia mendesak semua pihak untuk menghormati infrastruktur sipil seraya menambahkan bahwa tragedi tersebut mengingatkan akan pentingnya mengakhiri kekerasan.

Serangan Israel pada Kamis pagi terhadap sekolah yang menampung pengungsi Palestina di Gaza tengah itu menewaskan 39 orang, menurut otoritas kesehatan di daerah kantong yang diblokade tersebut.

Otoritas media pemerintah Gaza menyatakan, serangan pasukan Israel terhadap sekolah milik badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA itu turut menyebabkan puluhan warga lainnya cedera.

Otoritas tersebut juga menyatakan “pembantaian” tanpa henti Israel di Jalur Gaza semakin membuktikan Israel tengah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.

Pejabat Rumah Sakit Martir Al-Aqsa turut mengkonfirmasi bahwa serangan tersebut menewaskan 39 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya. Jumlah korban tersebut kemungkinan besar bertambah karena masih ada korban-korban lain yang belum dievakuasi ke rumah sakit.

Sementara, militer Israel mengakui bahwa pihaknya benar melancarkan serangan udara ke sekolah UNRWA di kamp pengungsi Nuseirat.

Selain menewaskan lebih dari 36.000 warga Palestina di Gaza, kampanye militer Israel telah mengubah sebagian besar wilayah kantong berpenduduk 2,3 juta orang menjadi reruntuhan dan menyebabkan sebagian besar warga sipil kehilangan tempat tinggal dan berisiko kelaparan.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain