Jakarta, Aktual.co — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak mau ambil pusing dengan penilaian miring bahwa dirinya suka ringan main pecat bawahan.
Dia berdalih, keputusan main pecat dilakukan hanya jika bawahannya tak mampu bekerja sesuai tanggungjawab. Demi menyelamatkan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang tidak tepat sasaran.  
“Istilahnya kuping kami tipis. Kuping saya, kuping Wagub (Djarot), kuping Sekda (Saefullah) semua tipis termasuk kuping BKD semuanya tipis. Jadi kalau nemu ada pegawai gak bener ya distafkan saja. Kalau distafkan masih nggak bener ya kami copot. Semua tunjangannya kami suruh masuk ke diklat baca koran saja buat analisa,” ujar dia, di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (21/1). 
Pegawai yang kinerjanya tidak bagus, kata dia, memang lebih baik dijadikan sebagai staf saja, sehingga hanya menerima gaji pokok. Yang tentunya bakal membuat hemat anggaran untuk gaji pegawai.
“PNS yang gak ngapa-ngapain yang nggak jelas tugasnya apa bisa kok dapat gaji Rp9 juta. Sedangkan yang kerjanya lebih jelas, punya prestasi bagus bisa dapat Rp13 juta,” ungkapnya di Balai Kota, Jakarta, Rabu (21/1).
Dengan hanya membayar gaji pokok sekitar Rp1,8- Rp2 juta/per bulan untuk 10 ribu pegawai negeri sipil (PNS) di DKI yang sudah distafkan, maka hanya dibutuhkan setidaknya Rp20 miliar. “Lebih baik daripada nyolong 200 miliar per tahun.”

Artikel ini ditulis oleh: