Banda Aceh, Aktual.co — Kelompok bersenjata api (senpi) jenis AK-56, M-16, dan pistol FN-1 pada Rabu (21/1) sekitar pukul 00.20 WIB membebaskan Muhammad Yani (32), pekerja proyek di PT Salina Bersama di lintasan jalan nasional kawasan Lhoksukon, Aceh Utara yang sepi. Korban mengaku masih trauma berat dengan kejadian itu, apalagi tangannya diborgol dan matanya ditutup selama 36 jam usai diculik. Pemuda asal Desa Padang Sakti Kecamatan Muara Satu Lhokseumawe itu diculik saat duduk bersama pekerja di basecamp proyek pembangunan bendungan irigasi, Desa Alue Lhok Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara pada Selasa (20/1) sekira pukul 00.30 WIB. Sebelum diculik sekelompok pria itu juga menembaki mobil dumtruck Hercules di bagian tanki dan beberapa kali ke udara. Kasus itu membuat warga setempat ketakutan. Yani kepada Aktual.co, menyebutkan, usai diculik, dia dibawa sekelompok pria tersebut ke arah Desa Seuneubok Aceh. Namun, dirinya mengaku tak bisa melihat berapa pucuk senjata yang dibawa pelaku, karena posisinya berada paling depan, dan tidak berani menoleh ke belakang. “Sesampai di kawasan masjid (Seuneubok Aceh). Seorang pria menutup mata saya dengan kain. Saat itu saya tidak tahu lagi kemana saya dibawa. Dalam perjalanan, saya tak mendengar mereka berbicara,” ungkapnya. Ditambahkan, dirinya berjalan semalaman dalam hutan, sehingga bagian telapak kakinya juga terluka terkena duri, karena tak sempat memakai sandal. “Kalau sudah lelah berjalan, mereka baru istirahat, lalu jalan lagi, termasuk menyeberang alur,” ujarnya. Selama 36 jam diculik, sambung Yani, dirinya hanya satu kali makan saat jelang magrib (Selasa, 20/1) dalam hutan dengan kondisi tangan diborgol dan mata tertutup. “Nasi yang diberikan kepada itu dalam bentuk bungkus,” ujar Ayah satu anak itu. Selama dalam kelompok tersebut, mereka tidak mengancam dirinya dan tidak menanyakan apapun tentang dirinya dan soal proyek tersebut. “Tangan saya baru dilepas dari borgol ketika akan di antar dengan sepeda motor (sepmor), tapi mata masih tertutup dengan kain,” katanya. Sekitar dua jam lebih dia atas sepmor yang diantar seorang pelaku. Lalu dirinya diturunkan di lintasan nasional kawasan Desa Ceubrek Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara. “Usai saya turun dia atas sepmor. Pria itu menghadapkan muka saya ke arah Keude Lhoksukon, lalu baru membuka kain yang menutup mata saya,” ungkap Yani. Sebelum pergi, pria tersebut sempat menyebutkan dalam bahasa Aceh “Bek kalon-kalon u likot, (jangan melihat ke belakang)”. Yani yang masih dalam kondisi trauma tak berani menoleh ke belakang. Ia hanya mendengar suara sepmor pria itu melaju ke arah timur. “Semua mobil penumpang yang saya stop, tak satupun berhenti, karena badan sudah berlumpur, terakhir saya dapat tumpangan mobil jenis tronton untuk pulang ke rumah,” pungkas Yani

Artikel ini ditulis oleh: