Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo saat menyampaikan keterangan usai hadir di Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (14/6/2024). ANTARA/Andi Firdaus

Jakarta, Aktual.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengandalkan fasilitas pompa hingga waduk untuk mempertahankan laju produksi beras nasional minimal 1 juta ton sepanjang musim kemarau tahun ini.

“Masalah kekurangan air, kalau kita masih punya sungai-sungai, sehingga beberapa sawah bisa diairi dengan pompanisasi dari sungai-sungai,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (14/6).

Ia mengatakan kemarau tahun ini berlangsung di tengah perubahan iklim yang meluas di berbagai belahan dunia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2024 di Istana Negara Jakarta menyebut suhu udara saat ini sebagai neraka iklim yang ditandai gelombang panas di India menyentuh 50 derajat Celcius dan Myanmar 45,8 derajat Celcius.

“Saat ini perubahan iklim tidak hanya di Indonesia. Perubahan iklim ini terjadi di seluruh dunia. Sekarang, potensi bumi itu memanas sampai ke 50 derajat Celcius, seperti di India. Kemudian disampaikan berapa negara sudah di atas 40 derajat Celcius,” kata Arief.

Itu artinya, kata Arief, mayoritas tanaman tak akan sanggup bertahan dalam suhu tersebut.

Merespons hal itu, Bapanas mengandalkan program pemasangan 20 ribu pompa di seluruh daerah pertanian yang terdampak kekeringan.

“Kemudian, ada juga pompa-pompa sumur dalam yang sampai 150 meter di bawah tanah,” katanya.

Selain pompa, Bapanas juga mengandalkan keberadaan 61 fasilitas waduk yang seluruh operasionalnya segera diresmikan oleh Presiden dalam waktu dekat.

Dikatakan Arief, Bapanas juga menyediakan laporan neraca pangan sebagai indikator laju inflasi yang bisa dipantau setiap saat oleh pemerintah daerah.

“Setiap daerah harus punya neraca pangan, sehingga harus tahu kebutuhannya berapa yang harus diproduksi. Kemudian kerja sama antardaerah, Bapanas tentunya bersama Bulog, BUMN Pangan kita siapkan cadangan pangan pemerintah, itu yang penting,” katanya.

Seluruh skema tersebut diharapkan Arief dapat menjaga konsistensi otoritas terkait pangan di Indonesia dalam menjaga persediaan beras nasional minimal 1 juta ton.

“Beras itu pasti dijaga di atas 1 juta ton. Itu harus seperti itu,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan