Jakarta, aktual.com – Anggota Komisi IX DPR RI Anas Thahir meminta Kementerian Agama (Kemenag) untuk fokus mengimplementasikan program-program pencegahan stunting di daerah-daerah dengan tingkat kasus stunting yang tinggi.
“Saya hanya minta bagaimana Kementerian Agama ini juga lebih fokus pada daerah-daerah yang angka stutingnya tinggi,” kata Anas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Panitia Kerja (Panja) Pengawasan Percepatan Penurunan Stunting Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (9/7).
Menurut dia, sejauh ini Kemenag belum tampak berfokus pada penurunan angka stunting di daerah dengan jumlah kasus stunting yang banyak. Ia mencontohkan sebagai wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur III yang mencakup Banyuwangi, Bondowoso, dan Situbondo, tidak ada perbedaan pencegahan stunting.
Seharusnya, menurut Anas, Kemenag memperbanyak implementasi program pencegahan stunting di Situbondo dan Bondowoso.
“Di Situbondo (implementasi program) lebih ditekankan lagi, artinya penekanan programnya ada di situ supaya ada perubahan, karena selama bertahun-tahun Situbondo itu angka stuntingnya di atas 30 persen, Banyuwangi 18 persen,” kata Anas.
Anas meyakini banyaknya implementasi program pencegahan stunting juga akan berdampak besar terhadap penurunan angka stunting.
“Kalau yang diperbanyak (program) di daerah yang stuntingnya rendah, efeknya rendah. Saya minta intervensi dilakukan di daerah-daerah yang memang angka stuntingnya tinggi,” ujarnya.
Di tempat yang sama Kemenag telah menyatakan ikut mengupayakan penurunan angka stunting di Indonesia dengan menghadirkan beragam program edukasi, mulai dari Program Bimbingan Perkawinan, Bimbingan Keluarga, hingga bekerja sama dengan perguruan tinggi.
“Kami memberikan bimbingan, kemudian bimbingan perkawinan, dan bimbingan keluarga. Ini yang kami laksanakan di Kementerian Agama. Kemudian kami kerja sama dengan universitas dan juga ormas keagamaan, bekerja sama dengan perguruan-perguruan tinggi keagamaan,” kata Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain