KH. Muhammad Danial Nafis

Jakarta, aktual.com – Dalam kajian yang dipimpin oleh Syaikhuna KH. Muhammad Danial Nafis, disampaikan bahwa seseorang yang jiwanya terdominasi oleh hawa nafsu akan cenderung menolak dan bertindak kontradiktif terhadap nasehat yang diberikan. Menurut beliau, kunci dalam menghadapi kepanikan atau stres berat atas ekspektasi yang tidak terwujud adalah ridho atas segala ketentuan Allah.

KH. Danial Nafis menekankan pentingnya menjaga hati agar tidak mudah tergelincir ke dalam kesesatan. Beliau mengingatkan bahwa banyak sekali alasan yang sering digunakan untuk membenarkan kesesatan jiwa dan pikiran. Jangan sampai urusan duniawi menggelapkan hati hingga mengabaikan kewajiban mengaji dengan guru di zawiyah seminggu sekali. Hati yang tidak dilatih dengan hikmah akan rentan terhadap godaan dan kesesatan.

Ikhtiar yang dilakukan harus didasari oleh ridho kepada Allah, bukan nafsu. Ketika seseorang tidak ridho kepada Allah, ia akan mencari alternatif yang bisa menyesatkannya. Memohonlah kepada Allah agar diberikan kekuatan dalam menghadapi berbagai permasalahan, karena doa seorang mukmin akan selalu dikabulkan, baik langsung, ditunda, atau diubah dalam bentuk lain.

Beliau menyampaikan sebuah doa penting sebagai oleh-oleh haji:

اللَّهُمَّ قَنَّعْنَا بمَا رَزَقْتَنَا وَارْزُقْنَا مِنْ حَيْثُ لَا نَحْتَسِبُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

(Ya Allah, cukupkan hati kami dengan segala pemberian-Mu, dan berikanlah rezeki dari arah yang tidak pernah kami sangka-sangka).

Sikap ridho atas segala ketentuan akan menumbuhkan rasa cinta kepada Allah. Tanpa ridho, seseorang akan disibukkan dengan hal yang tidak diridhoi Allah dan bisa terjerumus ke dalam kesyirikan. Rasulullah Saw bersabda:

“إِنَّ اللهَ لاَ يَقْضِي لِلْمُؤْمِنِ قَضَاءً إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ”

(Sesungguhnya Allah tidaklah menakdirkan sesuatu untuk seorang mukmin melainkan itulah yang terbaik untuknya).

Untuk mewujudkan cinta kepada Allah, haruslah mengikuti ajaran Rasulullah. Dengan mempelajari hadits, sunnah, dan perilaku beliau, dibutuhkan adanya guru yang membimbing. Tanpa bimbingan guru, seseorang bisa terjebak dalam halusinasi. Dalam memandang guru, janganlah menggunakan nafsu, karena itu hanya akan menimbulkan buruk sangka dan gunjingan. Yakinlah bahwa guru bisa menghantarkan kepada hadirat Rasulullah Saw.

Belajar untuk ridho tidaklah mudah, maka harus dilakukan secara bertahap dan dengan tekun. Mustahil mengenal Allah tanpa melalui Rasulullah, karena segala sesuatu yang tercipta di alam semesta ini adalah karena Rasulullah.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain