Tangkapan layar - Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memberi sambutan pada acara "Pencanangan Gerakan Literasi Desa sebagai Puncak Acara Peringatan Hari Ulang Tahun Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ke-44 dan Hari Buku Nasional 2024" dipantau dari kanal YouTube Sekretariat Wakil Presiden, Jumat (17/5/2024). ANTARA/Benardy Ferdiansyah.

Jakarta, Aktual.com – Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) terus menjaga dan melindungi umat dari bahaya narkoba dan judi daring (online).

“Kemudian juga memberdayakan umat dan kemudian juga mengambil peran-peran dalam rangka ikut sebagai shadiqul hukumah, mitra pemerintah baik di dalam pemberantasan narkoba, dalam pemberantasan judi,” tutur Wapres di Jakarta, Jumat(26/7).

Wapres menekankan pentingnya langkah tegas untuk memberantas judi. Pemerintah telah membentuk Satgas Pemberantasan Perjudian Daring (judi online).

“Kita memang belum bisa menghilangkan perjudian ini karena itu perlu ada langkah-langkah yang tegas. Alhamdulillah, sesuai dengan sidang kabinet bahwa untuk memberantas judi online ini dibentuklah satgas, Satgas Pemberantasan Judi Online dan kelihatan sudah mulai ada gerakan-gerakannya, tetapi kita tidak boleh berhenti sampai judi online tetapi sampai kepada hilangnya perjudian di Indonesia,” ujarnya.

Wapres juga menyinggung masalah perjudian dan minuman keras di Madinah pada zaman dahulu, menunjukkan pentingnya edukasi intensif untuk memberantas judi di tanah air.

“Umat Islam di Madinah waktu itu peminum, minumnya kalau di sana waktu itu bukan botolan, tetapi ber-qirbah-qirbah… tetapi kenapa ketika dikatakan, apakah kalian mau berhenti? Apa kata mereka, kami berhenti. Langsung berhenti itu khamr (minuman yang mengandung alkohol) dibuang sampai selokan-selokan di Madinah itu penuh oleh khamr,” katanya.

Wapres menegaskan perlunya edukasi yang intensif untuk memberantas judi, dengan peran MUI sangat dibutuhkan untuk melindungi umat dari ajaran-ajaran yang menyimpang.

“Bahkan (di sini) sudah ada di satgas juga masih belum berhenti juga, kenapa? Karena ketika dipanggil itu tidak menyahut karena ada sifatnya yang buruk, maka perlu ada edukasi yang secara terus menerus,” tutup Wapres.

Artikel ini ditulis oleh:

Firgi Erliansyah