Jakarta, Aktual.com – Misteri siapa pemimpin terbaru Hamas pengganti Ismail Haniyeh akhirnya terungkap. Yahya Sinwar, sosok senior yang disebut-sebut sebagai otak serangan besar ke Israel, kini memegang pucuk tertinggi di Biro Politik Hamas. Sebelum terbunuh di Iran, Haniyeh memegang posisi yang dipandang sebagai wajah Hamas di dunia internasional selama kurang lebih tujuh tahun.
Seorang pejabat senior Hamas memastikan kepada kantor berita AFP bahwa penunjukan Sinwar merupakan sinyal kuat kepada Israel bahwa mereka akan melanjutkan jalur perlawanan. Israel menyebut Sinwar harus bertanggung jawab terhadap serangan Hamas ke negaranya pada 7 Oktober 2023 lalu, yang menewaskan lebih dari 1.000 warga Israel dan menyandera 251 lainnya.
Tindakan tersebut dijadikan alasan bagi Israel untuk menyerbu Gaza tanpa pandang bulu, yang mengakibatkan hampir 40.000 orang tewas di sana, mayoritas korban jiwa adalah warga sipil termasuk ibu, anak, dan lansia. Kemarahan Israel terhadap Sinwar begitu besar hingga mereka mencap pria itu sebagai ‘dead man walking’, yang berarti individu yang tinggal menunggu eksekusi mati.
Misterius
Tak seperti Haniyeh, yang diketahui tinggal di Qatar, di mana Sinwar berada sulit terendus. Sinwar langka menampakkan diri ke publik, khususnya usai perang 7 Oktober 2023 pecah.
Menurut riset dari peneliti Pusat Riset dan Studi Politik Arab (CAREP), Leila Seurat, tidak cuma keberadaan, setiap strategi perang disusun Sinwar dengan rahasia.
“Serangan 7 Oktober kemungkinan disusun satu atau dua tahun sebelum mengejutkan semua orang dan mengubah keseimbangan di lapangan,” kata Seurat seperti dikutip dari AFP.
Kesaksian hampir serupa diungkap seorang pejabat Hamas yang pernah dipenjara berbulan-bulan dengan Sinwar di Israel, Abu Abdullah.
“Sebagian besar saat dia membuat keputusan dia tenang, tapi ketika itu terkait mempertahankan kepentingan Hamas dia keras kepala,” kata Abdullah.
Artikel ini ditulis oleh:
Arie Saputra