Brussel, Aktual.co —Ancaman Islamic State (ISIS) yang menyandera dua orang warga Jepang, disertai permintaan tebusan senilai USD200 juta atau sekitar Rp2,5 triliun (Rp12.589 per USD) untuk kebebasan sandera itu. Dalam waktu 72 jam, ISIS mendesak agar uang tebusan tersebut segera dibayarkan. Tampak ancaman itu dilontarkan oleh Jihadi John, yang menjadi algojo dari warga asing yang sebelumnya disandera oleh kelompok militan itu.
Desakan pembayaran tebusan ini ditujukan langsung kepada Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Hal tersebut merupakan tanggapan atas janji Abe untuk mengucurkan dana dengan jumlah yang sama untuk berperang melawan ISIS. Video dari ISIS tersebut dirilis oleh kelompok al-Furqan yang merupakan corong dari kelompok militan ini. Dalam video itu tampak seorang pria dengan aksen Inggris yang mengancam akan membunuh dua sandera.
Pihak Kementerian Luar Negeri Inggris masih memeriksa keaslian dari video tersebut. “Kami mengetahui video tersebut dan masih mempelajarinya,” ujar pihak Kementerian Luar Negeri Inggris, seperti dikutip Mirror, Selasa (20/1). Sementara pria yang kerap dipanggil sebagai ‘Jihadi John’, kerap tampil dalam video yang mengancam dan membunuh sandera ISIS.
Sebelumnya relawan Inggris David Haines dan Alan Henning tewas dieksekusi oleh ISIS. Selain itu, jurnalis Amerika Serikat (AS) Steven Sotloff dan James Foley juga dieksekusi oleh ISIS, dengan Jihadi John berada di belakang sandera sebelum eksekusi berlangsung. Hingga saat ini, Pemerintah Jepang belum mengeluarkan komentar atau upaya untuk membebaskan warga mereka yang ada di dalam video tersebut.
Tebus Sandera, ISIS Inginkan Rp2,5 Triliun

Masuk
Selamat Datang! Masuk ke akun Anda
Lupa kata sandi Anda? mendapatkan bantuan
Disclaimer
Pemulihan password
Memulihkan kata sandi anda
Sebuah kata sandi akan dikirimkan ke email Anda.
















