Jakarta, Aktual.co — PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengaku siap melanjutkan pengembangan proyek monorel Jabodetabek jika pengajuan Penyartaan Modal Negara (PMN) direstui oleh rakyat melalui DPR RI.

Sebagai informasi, proyek pengembangan monorel rute Bekasi Timur-Cawang, Cibubur-Cawang kemudian dari Cawang dibawa ke Kuningan tersebut sempat terhenti lantaran belum keluarnya Peraturan Presiden (Perpres) penugasan serta belum cairnya suntikan modal pemerintah.

Adhi Karya, sebagai BUMN pemrakarsa, diusulkan memperoleh suntikan sebesar Rp1,4 triliun oleh pemerintah dalam bentuk PMN untuk mendukung pembiayaan proyek monorel. Total nilai proyek monorel fase I sendiri mencapai Rp9,6 triliun.

“Kalau PMN disetujui. Langsung dimulai,” kata Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan saat ditemui di Gedung DPR Senayan, Jakarta, ditulis Selasa (20/1).

Kiswo menuturkan bahwa selagi mengajukan PMN, Adhi Karya tetap membutuhkan landasan hukum yakni Perpres penugasan.

“Perpres diurus dulu. Perpres itu di Menko Perekonomian (Sofyan Djalil), tapi PMN lebih awal,” jelasnya.

Jika PMN dan Perpres turun, maka Adhi Karya siap menggenjot proyek tersebut. Ditargetkan proses konstruksi akan berlangsung selama 3 tahun, agar nantinya warga Bekasi dan Cibubur baru bisa menikmati moda transportasi massal tersebut mulai tahun 2018.

“Selesai tahap I yakni selama 3 tahun. Selesai tahun 2018,” imbuhnya.

Terkait persoalan penolakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Purnama (Ahok) terkait proyek monorel, Kiswo menjelaskan bahwa proyek monorel Adhi Karya ini memiliki daya angkut layaknya moda Mass Rapid Transit (MRT). Dengan ilustrasi satu rangkaian monorel terdiri setidaknya lima kereta sedangkan kapasitas setiap satu kereta bisa membawa 180 orang.

“Artinya satu rangkaian bisa membawa hingga 900 orang. Kalau di Australia, itu bukan monorel. Kapasitas satu kereta hanya untuk enam orang. Kalau monorel Adhi Karya per kereta (gerbong) bisa bawa 160 orang,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka