Jakarta, Aktual.co — International Monetary Fund (IMF) mengatakan, bahwa Tiongkok harus terus memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam kebijakan nilai tukar sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat.
IMF menerangkan, Tiongkok harus mengurangi intervensi valuta asing. Mata uang Tiongkok secara luas dilihat sebagai ‘undervalued’ dan negara tersebut dituduh selama bertahun-tahun menekan Yuan untuk meningkatkan ekspor.
Tiongkok menyebutkan, bahwa mereka berusaha untuk mengelola nilai Yuan terhadap mata uang lainnya. Analis mengatakan bahwa sebenarnya Yuan masih dipatok terhadap Dolar AS.
IMF kembali mengungkapkan, stimulus fiskal harus dalam barisan pertama pertahanan Tiongkok dalam perlambatan ekonomi. IMF memperkirakan pertumbuhan Tiongkok akan stabil sekitar enam persen pada 2017.
IMF juga merekomendasikan, harus ada penekanan dalam mendukung konsumsi swasta.
Ekonomi Tiongkok tumbuh sekitar tujuh persen pada kuartal pertama tahun ini, hal yang besar bagi negara Barat, tapi merupakan yang terendah untuk negara itu sejak krisis keuangan tahun 2009.
Tahun lalu pertumbuhannya melambat ke level terlemah dalam 24 tahun, sebesar 7,4 persen pada tahun 2014, menagalami penurunan dari 7,7 persen pada tahun 2013.
Artikel ini ditulis oleh:

















