Ruang monitoring gempa dan tsunami (InaTEWS) di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta, Senin (30/9/2024) (ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)

Ambon, Aktual.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan distribusi informasi peringatan dini tsunami kepada masyarakat luas dilakukan dengan cepat, yakni kurang dari tiga menit setelah gempa pertama terdeteksi.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono saat dikonfirmasi dari Ambon, Rabu (2/10), mengatakan bahwa informasi peringatan dini tsunami tersebut, selain cepat, juga sudah dapat menjangkau semua lapisan masyarakat di Tanah Air.

BMKG bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika telah meningkatkan layanan informasi peringatan dini bencana yang berbasis televisi digital, setelah sebelumnya distribusi tersebut dilakukan melalui pesan singkat (SMS), jaringan radio, informasi berbasis internet hingga berbagai kanal media sosial.

Selain gempa dan tsunami, layanan distribusi informasi peringatan dini berbasis televisi digital tersebut juga memungkinkan untuk bencana, seperti kebakaran hutan, aktivitas vulkanik, dan banjir atau hidrometeorologi lainnya.

“Cepat, dan sudah dapat diakses masyarakat dari semua kanal informasi yang ada tanpa pungutan biaya danĀ real-time,” kata dia.

Daryono memastikan bahwa setiap kejadian bencana gempa dan berpotensi tsunami yang dipublikasikan ke masyarakat itu memiliki akurasi yang baik, karena sudah melalui tahap diseminasi oleh para tim ahli BMKG yang bersiaga 24 jam di pusat monitoring InaTEWS Jakarta.

Sistem peringatan dini bencana tersebut sudah terintegrasi dari pusat layanan informasi BMKG dengan kementerian atau lembaga terkait lainnya, seperti Badan Geologi Kementerian ESDM, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) ditingkat pusat maupun daerah.

BMKG berharap dengan adanya peningkatan layanan distribusi informasi peringatan dini bencana yang cepat akurat tersebut, masyarakat bisa lebih bersiap siaga dan memungkinkan untuk segera mengevakuasi diri ke tempat yang aman menekan potensi jatuhnya korban jiwa.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Sandi Setyawan