Vientiane, Aktual.com – Presiden RI Joko Widodo berhalangan menghadiri KTT Ke-44 dan Ke-45 ASEAN di Vientiane, Laos, pada 9–11 Oktober karena berbagai urusan kenegaraan yang harus diselesaikan menjelang berakhirnya masa pemerintahan pada 20 Oktober 2024.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin yang mewakili Presiden Joko Widodo untuk memimpin delegasi Republik Indonesia dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut.
“Saya ingin menyampaikan salam dari Presiden Joko Widodo yang tidak dapat hadir di KTT ini karena berbagai urusan kenegaraan yang harus diselesaikan menjelang berakhirnya masa pemerintahan pada 20 Oktober,” kata Wapres Ma’ruf Amin pada Plenary Session KTT Ke-44 dan Ke-45 ASEAN di Vientiane, Laos, Rabu (9/10).
Wapres Ma’ruf menyampaikan bahwa KTT ASEAN ini merupakan kali terakhir yang dihadiri oleh delegasi dari pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo.
Hal itu karena pemerintahan baru di bawah Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka resmi menjalankan administrasi terhitung pada 20 Oktober mendatang.
Dalam kesempatan itu, Wapres pun menyampaikan apresiasi atas dukungan dan kerja sama dari seluruh negara anggota ASEAN, terutama selama Keketuaan Indonesia pada tahun 2023.
Wapres hadir pada KTT Ke-44 dan Ke-45 ASEAN didampingi Wury Ma’ruf Amin. Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone bersama istri tampak menerima para kepala negara yang hadir sebelum upacara pembukaan.
Sejumlah kepala negara dan pejabat ASEAN yang hadir dalam KTT Ke-44 dan Ke-45 ASEAN pada Rabu antara lain Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Samdech Moha Borvor Thipadei Hun Manet, Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Anwar Ibrahim, Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr, Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra, Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, Perdana Menteri Timor-Leste Xanana Gusmao, Presiden Korea Selatan Yoon Seok-Yeo dan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn.
Tema keketuaan Laos kali ini adalah Enhancing Connectivity and Resilience, yakni Meningkatkan Konektivitas dan Ketahanan.
Sektor prioritas yang menjadi fokus pembahasan adalah integrasi ekonomi, mewujudkan masa depan yang inklusif dan berkelanjutan, transformasi digital, peran budaya dan seni ASEAN bagi inklusi dan keberlanjutan, rencana strategis bagi visi masyarakat ASEAN 2045, sentralitas ASEAN, ketahanan perubahan iklim, peran perempuan dan anak dalam transformasi ASEAN, serta ketahanan di bidang kesehatan.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan