Warga memeriksa bangunan yang hancur akibat serangan Israel di Al-Habbariyah, Lebanon, (27/3/2024). Sedikitnya tujuh orang tewas dan lebih banyak lagi yang terluka pada Rabu (27/3) akibat serangan Israel terhadap sebuah pusat bantuan dan kedaruratan di Lebanon selatan, kata sejumlah narasumber militer Lebanon kepada Xinhua. ANTARA FOTO/Xinhua/Taher Abu Hamdan/aww.

Istanbul, Aktual.com – Juru bicara PBB Stephane Dujarric pada Senin (4/11) menyatakan meningkatnya dampak pertempuran antara Israel dan Hizbullah terhadap warga sipil Lebanon “sangat mengkhawatirkan”.

Dia juga mengutuk terjadinya peningkatan korban jiwa akibat pertempuran antara kedua belah pihak.

“Semua pihak harus mematuhi hukum internasional dan melindungi warga sipil serta infrastruktur sipil,” ujar Dujarric, menekankan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB yang ditempatkan di sepanjang Garis Biru – batas de facto antara Lebanon dan Israel — juga terkena dampak permusuhan ini.

Dujarric mendesak kedua pihak untuk segera menghentikan permusuhan, seraya menambahkan, “Perserikatan Bangsa-Bangsa terus mendukung upaya menuju gencatan senjata dan solusi diplomatik.”

Ia juga menyoroti operasi militer yang terus dilakukan oleh tentara Israel di Lebanon selatan dan serangan yang dilancarkan oleh kelompok Hizbullah Lebanon berupa peluncuran drone dan roket ke arah Israel.

Pada Sabtu (2/11), sebuah pos PBB di dekat Markaba mengalami kerusakan pada kontainer dan wilayah perimeternya akibat operasi pembongkaran yang dilakukan oleh tentara Israel.

Sebuah ledakan di dekatnya juga merusak kendaraan PBB di markas besar Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) di Naqoura, meskipun tidak ada laporan korban luka.

Ketegangan di kawasan ini meningkat akibat serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 43.400 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, setelah serangan kelompok Hamas pada Oktober tahun lalu.

Seiring dengan meluasnya konflik ke Lebanon, dengan Israel melancarkan serangan mematikan ke seluruh negeri, lebih dari 3.000 orang telah tewas dan hampir 13.500 lainnya terluka sejak tahun lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon.

Meskipun ada peringatan internasional bahwa kawasan Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan tanpa henti Israel di Gaza dan Lebanon, Tel Aviv memperluas konflik ini dengan meluncurkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan