Beirut, Aktual.com – Pesawat tempur Israel pada Rabu (6/11) sore waktu setempat melancarkan delapan serangan udara dahsyat di pinggiran selatan Beirut, ibu kota Lebanon.
Serangan tersebut terjadi setelah beberapa hari yang tenang, namun penuh kewaspadaan, demikian dilansir Kantor Berita Nasional Lebanon NNA.
Serangan udara Israel, yang menyasar sejumlah area termasuk kota Haret Hreik dan Burj Barajneh, dimulai sekitar satu jam setelah peringatan evakuasi pertama dikeluarkan oleh tentara Israel untuk enam bangunan di pinggiran selatan Beirut pada malam hari waktu setempat.
Menurut NNA, salah satu serangan udara itu menyasar area dekat Rumah Sakit Bahman, dan serangan lainnya menyasar area di sekitar bandar udara Beirut.
Sejauh ini, tidak ada laporan korban jiwa.
Pada hari yang sama, Sekretaris Jenderal Hizbullah Sheikh Naim Qassem mengatakan dalam pidato yang ditayangkan di televisi bahwa kelompoknya “mengandalkan medan pertempuran alih-alih perundingan” untuk mengakhiri perang dengan Israel.
Dia menambahkan bahwa perundingan apa pun akan didasarkan pada penghentian agresi Israel dan pelanggaran terhadap kedaulatan nasional Lebanon.
“Kami akan tetap berada di medan pertempuran sampai kami mengalahkan musuh,” kata Qassem.
Sejak 23 September, tentara Israel terus meluncurkan serangan udara intensif ke Lebanon dalam eskalasi ketegangan yang berbahaya dengan Hizbullah.
Pada awal Oktober, Israel memulai operasi darat di seluruh perbatasan utaranya dengan Lebanon.
Konflik yang tengah berlangsung antara Israel dan Hizbullah berawal pada 8 Oktober 2023 ketika Hizbullah menembakkan roket ke wilayah Israel sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas di Jalur Gaza.
Serangan Hizbullah itu memicu penembakan dan serangan udara balasan oleh Israel di Lebanon tenggara.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan