Jakarta, Aktual.com – Pembangunan proyek objek vital nasional (obvitnas) yang sedang berjalan di berbagai lokasi di Indonesia, termasuk pembangunan Terminal LPG Tuban di Jawa Timur harus didukung.
Berdasarkan data, kebutuhan LPG nasional telah mencapai 7 juta metrik ton per tahun. Sebagian besar kebutuhan tersebut digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan industri.
“Pembangunan infrastruktur terutama infrastruktur energi seperti terminal LPG merupakan hal yang sangat strategis dan berperan besar dalam membantu ketahanan energi nasional. Apalagi, kebutuhan LPG di Indonesia terus meningkat,” kata Sofyani Zakaria Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI), di Jakarta, Jumat (8/11/24).
Sofyano Zakaria yang juga Ketua Asosiasi Pengamat Energy Indonesia (APEI), memaparkan pembangunan terminal LPG berbeda dengan pembangunan objek vital nasional lain. Ini mengingat LPG sendiri merupakan gas yang butuh penanganan khusus guna memastikan keamanan dan keselamatan.
“Dalam pembangunan terminal sendiri, selain aspek tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), aspek asset integrity harus menjadi prioritas. Ini tidak bisa sembarangan, mengingat pentingnya kehadiran terminal LPG dalam rantai ketahanan energi nasional. Pembangunan terminal LPG Tuban yang sedang dilakukan oleh anak usaha Pertamina harus kita dukung, jangan dirong-rong sehingga menganggu proses,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, PT Pertamina Energi Terminal (PET) sedang membangun terminal LPG di Tuban Jawa Timur. Pembangunan terminal tersebut sudah memenuhi aspek TKDN sebesar 33,23%, lebih tinggi dari aturan pemerintah sebesar 30%.
Terminal LPG Tuban akan berperan sebagai hub terminal utama untuk distribusi LPG ke wilayah timur Indonesia. Terminal tersebut diproyeksikan bisa melayani hingga 40% kebutuhan LPG nasional, menjamin ketersediaan energi dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka