Jakarta, aktual.com – Hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia menunjukkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 03, Pramono Anung-Rano Karno, saat ini memiliki elektabilitas yang lebih tinggi dibandingkan pasangan nomor urut 01, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO).
Burhanuddin Muhtadi, Founder dan Peneliti Utama Indikator, mengungkapkan bahwa survei tatap muka yang dilakukan pada akhir Oktober hingga 8 November 2024 mencatat elektabilitas Pramono-Rano berada di angka 42,9%, diikuti oleh RIDO dengan 39,2%, dan pasangan Dharma-Kun dengan 5%. Sisanya, sebesar 12,8%, merupakan swing voters atau massa yang belum menentukan pilihan.
“Keunggulan [elektabilitas] Pramono tidak signifikan secara statistik. Selisih ini masih dalam kisaran margin of error, sehingga sulit menyimpulkan siapa yang unggul secara pasti,” jelas Burhanuddin dalam keterangan resminya, Jumat (22/11/2024).
Survei telepon yang lebih mutakhir, yang dilakukan pada 5-12 November 2024, menunjukkan selisih elektabilitas semakin tipis, dengan Pramono unggul hanya 1,6% di atas Ridwan Kamil. Tren ini mengindikasikan persaingan yang semakin ketat. Burhanuddin menekankan bahwa swing voters berpotensi menjadi penentu dalam Pilkada Jakarta 2024. Berdasarkan survei, sekitar 12% responden belum menentukan pilihan, sementara 24% lainnya masih mungkin mengubah preferensi.
Dengan total 36% swing voters, jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan selisih elektabilitas antara Pramono dan Ridwan Kamil.
“Jika swing voters cenderung mendukung salah satu kandidat, kemungkinan Pilkada Jakarta selesai dalam satu putaran. Namun, jika swing voters terdistribusi secara proporsional, dua putaran hampir pasti terjadi,” tambahnya.
Faktor yang memengaruhi perilaku swing voters, menurut Burhanuddin, termasuk afiliasi dengan tokoh nasional seperti Presiden Jokowi dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Pendukung Jokowi cenderung mendukung RK-Suswono, sementara pendukung Anies lebih condong ke Pramono-Rano. Namun, pengaruh langsung tokoh-tokoh tersebut belum terlihat sepenuhnya dalam survei.
Burhanuddin menyoroti pentingnya popularitas dalam politik elektoral. “Pasangan calon tidak mungkin dipilih jika tidak dikenal masyarakat. Namun, popularitas saja tidak cukup; citra personal calon juga harus positif,” ungkapnya.
Saat ini, popularitas Ridwan Kamil adalah yang tertinggi (96%), diikuti oleh Rano Karno (94%), dan Pramono Anung (66,1%). Nama-nama lain memiliki popularitas kurang dari 30%. Di antara calon-calon populer, tingkat kedisukaan tertinggi adalah Rano Karno (92,4%), diikuti Ridwan Kamil (74,4%), dan Pramono Anung (70%).
Survei ini menggunakan metode *multistage random sampling* dengan melibatkan 1.600 responden. Tingkat kesalahan (margin of error) sebesar ±2,5% dengan tingkat kepercayaan 95%. Responden dipilih dari seluruh wilayah administrasi di Provinsi DKI Jakarta, kecuali Kepulauan Seribu, yang tidak disertakan karena populasinya kecil. Wawancara dilakukan secara langsung oleh pewawancara terlatih dari 30 Oktober hingga 8 November 2024.
Elektabilitas Ridwan Kamil Menurun
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan, mencatat bahwa elektabilitas Ridwan Kamil mengalami stagnasi setelah sebelumnya turun dari 52% pada September menjadi sekitar 39% dalam survei terbaru. Sebaliknya, Pramono Anung berhasil mempertahankan dukungan di kisaran 40%.
“Jika distribusi suara swing voters merata, Pilkada Jakarta kemungkinan besar berlangsung dalam dua putaran,” kata Djayadi.
Survei tatap muka ini melibatkan 1.600 responden dengan metode *multistage random sampling* dan margin of error ±2,5%. Sementara itu, survei telepon yang dilakukan terhadap 1.229 responden menggunakan metode *double sampling*, yaitu mengambil sampel secara acak dari data survei tatap muka sebelumnya. Margin of error untuk survei telepon diperkirakan ±2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain