Medan, Aktual.co —Sejumlah aktivis, budayawan dan wartawan di Kota Medan mendeklarasikan sebuah gerakan bernama Serikat Boemi Poetra di Pelataran Taman Makam Pahlawan, Minggu (18/1). Inisiator Gerakan Tengku Zainuddin usai deklarasi yang digelar sederhana dan singkat kepada Aktual.co mengatakan gerakan yang coba dibangun adalah gerakan yang diawali dari penyelamatan budaya bangsa.

“Bentuk gerakannya kita mengedepankan nilai budaya, menurut hemat kami budaya kita itu adalah akar negara, tatkala budaya itu hilang bagaimana nasib negara. Selama ini propaganda yang dilakukan negara mengatakan bahwa budaya bangsa, tapi apa benar budaya itu aman?. Sederhananya, Boemi Poetra mempertahankan, mengamankan budaya,” ujar Zainuddin.

Dikatakannya, gerakan yang dibangun akan membasiskan kegiatan-kegiatan yang menyentuh segala sisi kehidupan, yang dipandang dari sudut kebudayaan. Misalnya melaksanakan Fokus Gorup Discusion (FGD). “Kegiatannya menyentuh segala kehidupan, dari sudut budaya.

Kami akan melakukan FGD misalnya, membahasa soal ada budaya yang hilang. Batik contohnya, yang ketika dicaplok Malaysia, presiden keluarkan statemen. Pertanyaanya, kalau budaya bangsa hilang, bagaimana pertanggung jawaban negara?,” tandasnya. Gerakannya yang akan dilakukan, lanjut Zainuddin, meski secara legal formal bukan organisasi baku, namun Serikat Boemi Poetra akan menghimpun kalangan bumi putra dari berbagai lintas profesi.

“Boemi putra itu sederhana, masing-masing memiliki keyakinanya, dia tumbuh dan berkembang. Dari bahsa sansekerta, pribumi, dengan Bhineka Tunggal Ika. Timbul pertanyaan, yang mana yang berbeda, bumi putra yang akan menyempurnakan itu. Dia akan melebur kepentingan etnis,” terangnya.

Sementara itu, Kordinator Perhelatan Deklarasi, Indra Gunawan menambahkan gerakan Boemi Poetra lahir dari diskusi intens beberapa tokoh budayawan, aktifis dan wartawan yang terus berkembang. Dari diskusi itu, lanjut Indra, diperoleh kesimpulan bahwa kaum Boemi Poetra saat ini sudah sangat tertekan dari segala sendi.

“Butuh kesadaran kolektif mengatasi keterpurukan bumi putra di negeri sendiri. Hari ini, secara umum generasi bumi putra sudah kehilangan ras percaya diri. Merasa tidak mungkin bangkit sampai kapanpun,” urainya.

Menurutnya, situasi itu dipicu banyak faktor. Namun yang paling mendasar yakni, gagalnya bumi putra mempertahankan budaya sendiri. Generasi bumi putra, lanjutnya, tanpa disadari, terbentuk dengan pola yang adaptif. “Gerakan ini adalah gerakan bersama. Lokomotifnya hanyalah ide, bukan personal dan bukan pula lembaga yang terstruktur. Karenanya bisa dimahfumi jika pendeklarasiannya dihelat sangat sederhana,” imbuh Indra.

Sejumlah aktivis, budayawan dan jurnalis tampak hadir, di antaranya Teja Purnama, mantan Ketua Badko Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumut, Robert Situmorang, mantan Ketua Aliansi Jurnalis Independen Kota Medan, Darma Lubis, Ketua Ikatan Mahasiswa Boemi Poetera, Rony Dermawan.