Jakarta, Aktual.co —Anak-anak di bagian timur-laut Nigeria sangat memerlukan perlindungan dari kekerasan yang tak pernah berhenti. Kekerasan yang dialami tak hanya kekerasan fisik, namun juga kekerasan seksual. Leila Serrougui, Wakil Khusus Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon Urusan Anak-anak dan Konflik Bersenjata, pada Jumat (16/1), menyampaikan keprihatinannya mengenai kekerasan seksual terhadap anak perempuan. Perbuatan tercela itu meliputi kawin paksa dan perkosaan.
Wakil Khusus Sekjen PBB tersebut telah mengunjungi Nigeria untuk menilai dampak konflik pada anak-anak, kata Juru Bicara PBB Stephan Dujarric. “Leila Zerrougui mengatakan bahwa selama 2014, telah terjadi peningkatan dramatis dalam aksi kekerasan, perekrutan dan pemanfaatan anak-anak, yang kadang-kala masih sangat muda, serta penculikan yang tak terhitung serta serangan terhadap sekolah,” kata Dujarric, sebagaimana dikutip dari Xinhua pada Sabtu (17/1).
Kekerasan pada anak-anak perempuan di Nigeria terus terjadi. Pada 10 Januari, satu serangan bom bunuh diri terjadi di satu pasar di Negara Bagian Borno, Nigeria Timur-laut. Seorang anak perempuan yang berusia 10 tahun digunakan untuk meledakkan bom. Aksi itu menewaskan tak kurang dari 20 orang.
Pada April tahun lalu, sebanyak 270 anak perempuan dari Masyarakat Chibok di Negara Bagian Borno di Nigeria Timur-laut diculik. Kelompok fanatik Boko Haram mengaku bertanggung-jawab atas tindakan tersebut dan mengancam akan menjual anak perempuan itu. Melalui sebuah rekaman yang dirilis pada publik, pemimpin Boko Haram, Abubakar Shekau, mengatakan 200 siswi telah dikawinkan dengan anggota kelompok tersebut.

















