Damaskus, Aktual.com – Hingga hari ketiga sejak tumbangnya rezim Bashir Al-Assad, pemerintah Iran baru berhasil memulangkan empat ribu warganya dari Suriah. Masih sekitar 6 ribu lagi warga Iran yang mengantri untuk dipulangkan ke negaranya.
Hal tersebut disampaikan pemerintah Iran. ”Dalam tiga hari terakhir, empat ribu warga negara Iran telah dipulangkan ke Iran,” kata juru bicara Pemerintah Iran Fatemeh Mohajerani seperti dikutip dari AFP pada Selasa (10/12). Fatemeh menambahkan, pihaknya akan terus melanjutkan upaya untuk memulangkan seluruh warga Iran dari Suriah.
Sesuai angka resmi pemerintah Iran, setidaknya ada sekitar 10 ribu warga Iran yang tinggal di Suriah dalam beberapa tahun terakhir.Untuk diketahui, Iran adalah pendukung utama rezim Al-Assad sejak berkuasa 24 tahun lalu. Bahkan sejak perang saudara mulai bergejolak pada 2011 lalu, Iran mengirimkan pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) ke Suriah untuk membantu militer Assad dalam memadamkan pemberontakan. Iran sendiri sudah menghabiskan uang miliaran dolar untuk mendukung Assad selama perang saudara sejak 13 tahun lalu, selain mengirim ribuan pasukan IRGC untuk mempertahankan sekutunya tetap berkuasa.
Sementara itu, pemerintahan Iran dilaporkan telah membuka jalur komunikasi langsung dengan kelompok-kelompok dalam kepemimpinan baru di Suriah, termasuk dengan organisasi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang sebelumnya dikenal sebagai Front Jabhat Al Nusra. Dilansir dari Reuters, salah seorang pejabat senior Iran mengatakan hal tersebut dilakukan sebagai upaya ’mencegah lintasan permusuhan’ antara kedua negara. Apalagi Teheran mengkhawatirkan perubahan kekuasaan di Damaskus yang akan memengaruhi pengaruh Iran di Suriah.
Pihak Iran mengharapkan hubungan dengan Damaskus akan terus berlanjut berdasarkan pendekatan yang berpandangan jauh ke depan secara bijaksana. ”Kekhawatiran utama Iran adalah apakah penerus Assad akan mendorong Suriah menjauh dari orbit Teheran. Ini adalah skenario yang ingin dihindari Iran,” ujar sumber tersebut.
Salah seorang pejabat senior Iran mengatakan kalau para pemimpin ulama Iran dalam menghadapi hilangnya sekutu penting mereka di Damaskus serta kembalinya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) yang dinilai akan menjalin hubungan dengan para pemimpin baru Suriah akan mempengaruhi Iran.
Ia melanjutkan, pihaknya waspada terhadap Trump yang akan menggunakan keruntuhan Assad sebagai pengaruh untuk mengintensifkan tekanan ekonomi dan politik terhadap Iran, baik untuk memaksakan konsesi atau untuk mengacaukan Republik Islam Iran. Jatuhnya Assad menyusul serangan bertubi-tubi Israel terhadap Hizbullah membuktikan semakin berkurangnya pengaruh strategis Iran di kawasan itu.
(Indra Bonaparte)
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain