Jakarta, Aktual.com – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan mendukung kolaborasi dan transformasi pendidikan tinggi dalam upaya pembangunan desa.
Hal tersebut disampaikannya dalam kunjungan ke Sentra Padi Organik Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Selasa (17/12).
“Harapannya dengan kolaborasi ini, nilai komoditas ekonomi masyarakat juga dapat terangkat,” kata Fauzan melalui keterangan di Jakarta, Kamis (19/12).
Fauzan mengatakan industri pada bidang pangan, yang salah satunya berupa padi merupakan contoh baik dan konkret dari realisasi desain pendidikan tinggi di Indonesia.
Ia juga berharap industri ini bisa terus dilanjutkan, hingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan setiap daerah masing-masing.
Selain itu, Fauzan menilai upaya kerja sama antara pendidikan tinggi, industri pangan, dan desa sejalan dengan visi misi Presiden RI Prabowo Subianto, yang menyatakan Indonesia harus bisa mewujudkan swasembada pangan, sehingga diperlukan peningkatan kolaborasi antara perguruan tinggi dan daerah untuk mencapai hal tersebut.
Ia juga optimistis bahwa anak-anak asli daerah merupakan calon penggerak pembangunan desa, sehingga ia berharap industri ini tidak hanya untuk memenuhi ketersediaan pangan, tetapi juga untuk menciptakan keberlanjutan SDM yang berkualitas.
“Pendidikan tinggi itu penting. Kita ingin anak-anak unggul itu lahir dari Lombok Kulon, lahir dari desa ini. Dan ini lahirnya produk dari industri organik, tanaman beras organik. Saya kira dengan cara inilah kita akan bicara sustainability. Tidak hanya sekadar kesediaan pangan, tetapi juga keberlanjutan SDM yang berkualitas. Itu juga harus kita jaga,” ujarnya.
Terkait hal tersebut, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek RI Fauzan Adziman juga sepakat bahwa gagasan pendidikan tinggi untuk pembangunan yang sudah membumi di Desa Lombok Kulon ini menjadi salah satu kunci untuk memperkuat desa, bangsa, hingga memberikan kontribusi bagi sekitar dan dunia global.
“Jadi paradigmanya adalah pendidikan tinggi untuk pembangunan, yang tadi sudah disampaikan juga oleh Pak Wamen, kita kuatkan desa, tentu saja bangsa kita juga akan semakin kuat, bahkan setelah itu juga akan ada kontribusi untuk dunia global,” tutur Fauzan Adziman.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan