Jakarta, Aktual.co — Para petempur Kurdi Suriah, pada Sabtu (17/1), terlibat pertempuran dengan pasukan Suriah, kata sumber-sumber Kurdi dan satu kelompok pemantau, melanggar perjanjian sementara antara kedua pihak untuk memusatkan pada musuh-musuh lain dalam perang saudara di negara itu.
Di wilayah timur laut Suriah yang berpenduduk mayoritas etnik Kurdi, pasukan Presiden Bashar al-Assad dan milisi Kurdi terutama Kesatuan Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG),umumnya hidup berdampingan secara damai, memusatkan serangan mereka terhadap kelompok garis keras IS (Negara Islam).
Akan tetapi, aksi kekerasan meletus ketika tentara dan milisi sekutu menguasai gedung-gedung di satu daerah yang krdua pihak sepakat akan tetap demiliterisasi, kata kelompok pemantau Obeservatorium Suriah untuk Hak Asasi manusia (SOHR).
“Ada beberapa pertempuran serius hari ini. PYD (sayap politik YPG) menangkap 10 tentara dan anggota partai Baath yang bersenjata,” kata kepala SOHR Rami Abdul Rahman kepada Reuters.
“Kini terjadi baku tembak di banyak daerah Hassakeh.” YPG dan pemerintah membagi dua daerah Hassakeh dalam satu perjanjian pembagian kekuasaan, kata Observatorium itu.
Tentara menembaki tiga daerah berpenduduk mayoritas Kurdi di pinggiran kota Hassakeh, dan para petempur YPG bentrok dengan pasukan Suriah di dalam kota itu sepanjang hari itu, kata YPG di lamannya.
Para warga Kurdi Suriah, yang mengatakan mereka selama bertahun-tahun diabaikan dibawah pemerintah Bashar, memiliki kesempatan berperang dengan para pendukung presiden itu dalam sengketa-sengketa wilayah, tetapi tidak perah terjadi bentrokan yang berkesinambungan.
Para pegiat Kurdi memasang foto-foto yang menunjukkan asap membumbung dari gedung-gedung dan para petempur YPG mengibarkan bendera Kurdistan Suriah di daerah-daerah yang katanya direbut dari pasukan pemerintah.
Para pejabat Suriah tidak dapat segera dihubungi untuk diminta komentar dan media pemerintah tidak menyebut tentang bentrokan senjata itu. Seorang juru bicara bagi YPG juga tidak dapat dihubungi.
Damaskus meningkatkan hubungannya dengan Kurdi, dengan mengatakan bahwa pihaknya memberikan dukungan militer kepada pasukan Kurdi untuk membantu mereka memerangi IS, kendatipun PYD membantah bahwa pihaknya bekerja sama dengan pemerintah pusat.
Sekitar 200.000 orang tewas sejak konflik Suriah meletus Maret 2011, kata PBB.
Artikel ini ditulis oleh:

















