Jakarta, Aktual.co — Ikatan Petani Sawit Mandiri Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, mempertanyakan kinerja tim penetapan harga tandan buah segar kelapa sawit provinsi setempat dalam menentukan harga komoditi perkebunan tersebut.
“Kalau kami nilai kinerja tim itu jalan di tempat. Buktinya mereka tidak bergerak tetapi hanya menerima laporan dari perusahaan,” kata Ketua Ikatan Petani Sawit Mandiri (IPSM) Kabupaten Mukomuko, Edi Suanto, di Mukomuko, Sabtu (17/1).
Menurutnya, kalau cara kerja tim menetapkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit setelah menerima laporan harga dari masing-masing perusahaan, maka harga TBS kelapa sawit petani setempat tidak akan pernah naik.
Dia memastikan, harga TBS kelapa sawit dari tahun ke tahun di daerah itu akan tetap sama kalau tim tidak melakukan pengecekan langsung ke perusahaan. Wajar saja jika petani setempat menduga pemerintah setempat berpihak kepada perusahaan bukan petani.
“Harga TBS kelapa sawit di daerah ini tidak akan bisa bersaing dengan harga TBS kelapa sawit di provinsi lain yang terus mengalami kenaikan,” ujarnya.
Meskipun sebagai daerah penghasil minyak mentah kelapa sawit terbesar di provinsi setempat, namun jual TBS kelapa sawit paling rendah. IPSM telah melakukan survey harga TBS kelapa sawit ini ke PT Kencana Ketara Kewala (K3).
Menurutnya, di pabrik pengolahan minyak kelapa sawit itu tidak mempunyai kebun inti, produksi TBS kelapa sawit dengan mutu yang masih dibawah standar dengan tingkat komedel rata-rata enam hingga tujuh tujuh kilogram, rendement rata rata 20 persen bahkan mendekati 21 persen.
Artikel ini ditulis oleh:

















