Jakarta, Aktual.com – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengajak Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) agar mengoptimalkan penyerapan gabah dan padi petani demi menjaga stabilisasi harga saat panen raya.
“Tentu kita inginkan Bulog dan Perpadi bisa jadi pilar penyerapan hasil panen petani kita,” kata Arief dalam Musyawarah Nasional Perpadi 2025 di Surakarta, Jawa Tengah sebagaimana keterangan di Jakarta, Kamis (16/1).
Dia menyampaikan bahwa optimisme Pemerintah dalam akselerasi produktivitas gabah dan beras di hulu, penting diselaraskan dengan kesiapan pascapanen.
“Dalam hal ini, Perpadi menjadi mitra strategis Pemerintah dan Perum Bulog. Untuk itu, pada panen raya padi tahun ini, Bapanas mengajak Perpadi bergotong royong membantu penyerapan produksi dalam negeri,” ucapnya.
Arief menekankan bahwa hal itu penting agar semangat menanam petani padi di Indonesia bisa terjaga, begitu pun kesejahteraannya.
“Hari ini saya sebenarnya mau mendengarkan, apa saja yang perlu dibantu oleh Badan Pangan Nasional? Per 15 Januari, cost structure yang baru sudah berlaku. HPP (Harga Pembelian Pemerintah) Bulog sudah bisa kita eksekusi,” ucap Arief.
Dia menuturkan bahwa arahan Presiden Prabowo Subianto agar memperhatikan petani pangan domestik.
Oleh karena itu, perlunya peran Bulog termasuk Perpadi untuk melakukan penyerapan hasil panen.
Bapanas memproyeksikan pada Maret-April 2025, gabah yang dipanen bisa mencapai sekitar 13-14 juta ton, sehingga penting bagi semua penggiling padi untuk bersama-sama mengawal penyerapan hasil panen ini.
Target Bulog tahun ini adalah menyerap sekitar 2,5 hingga 3 juta ton setara beras, yang terdiri dari 600 ribu ton GKP (Gabah Kering Panen) yang setara beras, 900 ribu ton GKG (Gabah Giling Giling) setara beras, dan 1,5 juta ton beras di seluruh Indonesia.
“Tentu kita inginkan Bulog dan Perpadi bisa jadi pilar penyerapan hasil panen petani kita,” tutur Arief.
Diketahui, Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Kepbadan) Nomor 2 Tahun 2025 tanggal 12 Januari 2025, harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras telah disesuaikan kembali menjadi lebih baik.
Salah satunya HPP beras di gudang Bulog sebesar Rp12.000 per kilogram (kg) dengan kualitas derajat sosoh minimal 100 persen, kadar air maksimal 14 persen, butir patah maksimal 25 persen, dan butir menir maksimal 2 persen.
Baginya, kesuksesan panen raya nanti juga sangat bergantung pada kesinambungan dari on-farm hingga off-farm, terutama pada pascapanen. Hal ini bertujuan agar petani merasa semangat karena gabah yang mereka hasilkan dibeli dengan harga yang baik.
“Jadi petani itu nandur bisa semangat, karena gabahnya dibeli dengan harga baik. Tentunya ada spesifikasi gabah bagi Bulog di Rp6.500 per kilogram dengan kondisi tertentu,” kata Arief.
Sementara itu, perubahan spesifikasi HPP beras, di mana derajat sosohnya dinaikkan dari 95 persen menjadi 100 persen, bertujuan agar masyarakat mendapatkan beras berkualitas baik, putih, dan tidak kusam.
Selain itu, hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas penggilingan padi yang ada, agar dapat lebih bersaing dan meningkat.
Sementara itu, Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso mengajak seluruh insan Perpadi untuk bersama-sama mengawal upaya pemerintah menuju swasembada pangan.
“Ini tentunya dikarenakan komitmen pemerintah yang akan mengutamakan produksi pangan dalam negeri mulai tahun 2025 ini,” kata Sutarto.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan