Banda Aceh, Aktual.co — Pengusaha travel di Aceh tidak menyetujui kebijakan Kementerian Perhubungan RI yang menghapus tiket murah di Indonesia. Pasalnya, tidak ada korelasi antara biaya tiket murah dengan perawatan pesawat.
“Tiket murah itu bukan berarti maskapai tidak menghasilkan untung. Karena, maskapai bisa mengambil untung misalnya dari biaya bagasi dan lain sebagainya. Penghapusan tiket murah akan mempersulit masyarakat berkunjung,” terang Direktur Utama Cek Mad Travel Aceh, Muhammad AH, Sabtu (17/1).
Disebutkan, kebijakan itu akan berdampak pada sektor wisata. Pasalnya, wisawatan lokal akan membatasi kunjungan ke lokasi wisata di tanah air. Pendapatan negara dari sektor wisata dipastikan akan berkurang.
“Selain itu, tidak ada korelasi bahwa tiket murah sama dengan maskapai tidak mampu membiayai perawatan pesawat. Itu logika berpikirnya darimana,” ujarnya.
Pada bagian lain, Muhammad AH menyebutkan kasus jatuhnya pesawat AirAsia dan pembekuan rute Surabaya-Kuala Lumpur oleh Kementerian Perhubungan tidak mempengaruhi minat masyarakat Aceh menggunakan layanan penerbangan perusahaan itu.Saat ini, penjualan tiket AirAsia rute Banda Aceh-Kuala Lumpur, Banda Aceh-Penang terbilang normal.
Sekadar diketahui, sebanyak lima maskapai terbang dari dan ke Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Aceh. Kelima maskapai itu yakni Firefly, AirAsia, Lion Air, Garuda Indonesia dan Susi Air. Sedangkan penerbangan perintis di Aceh umumnya dilayani oleh maskapai Smac Air, Susi Air dan Garuda Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh:

















