Kupang, Aktual.co — Jembatan yang menghubungkan negara Indonesia dan negara Timor Leste di pintu perbatasan Motamasin, Kabupaten Malaka ambruk tersapu banjir. Akibatnya, para pelintas batas negara tidak bisa lagi melewati jalan tersebut.
“Saat ini melakukan kunjungan kerja Kabupaten Malaka dan Kabupaten Belu, salah satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah kondisi Jembatan Motamasin di Kabupaten Malaka yang ambruk. Jembatan ini adalah satu-satu satu pintu masuk keluar dari Indonesia ke Timor Leste maupun sebaliknya di wilayah Selatan,” kata anggota Komisi IV DPRD Provinsi NTT, Jefri Unbanunaek, kepada wartawan, Sabtu (17/1).
Jefry menjelaskan, ada dua pintu masuk di perbatasan Indonesia-Timor Leste yakni Jembatan Motaain di Kabupaten Belu di wilayah Utara dan Jembatan Motamasin di Kabupaten Malaka.
Sayangnya,kata dia,  kondisi Jembatan Motamasin sangat memprihatinkan sehingga perlu mendapatkan perhatian dan sesegera mungkin diperbaiki atau dibangun baru pemerintah Indonesia.
“Untuk di perbatasan Motamasin, kondisi sangat memprihatinkan, dimana sarana serta fasilitas penunjang bagi para petugas Pamtas tidak memadai. Kami juga dijinkan masuk ke wilayah Timor Leste untuk melihat aktifitas serta fasilitas yang ada disana,”ujarnya
Menurutnya, fasilitas di wilayah Timor Leste sangat lengkap. Dari segi pelayanan publik juga sangat memadai, sementara dari Indonesia sendri belum dilengkapi dengan fasilitas yang menggambarkan wibawa Bangsa Indonesia. Harusnya Indonesia membangun fasilitas yang layak di perbatasan.
Untuk itu, lanjut Jefry, Komisi IV DPRD NTT, menyarankan agar pemerintah segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait kondisi di perbatasan sehingga ada tindak lanjut dalam pembangunan.
“Kami minta Pemprov NTT segera koordinasi dengan pusat terkait kondisi pintu masuk di Motamasin juga terkait fasilitas bagi petugas Pamtas,” tambahnya.
Dia juga meminta Pemerintah Kabupaten Malaka dan Satuan Tugas Pamtas untuk memperketat pengawasan di wilayah perbatasan, terkait penyelundupan BBM ke Timor Leste. Di Malaka,paparnya, ada tiga buah SPBU tetapi sering habis sehingga masyarakat harus beli di pengecer dengan harga RP 10 ribu hingga Rp 15 ribu per liter.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby