Kopenhagen, Aktual.com – Rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan mengusir paksa secara permanen jutaan warga Gaza Palestina mendapat penentangan keras dari dunia internasional. Bahkan pelapor khusus Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese menyebutnya rencana Trump ”gila” adalah tidak bermoral, melanggar hukum dan kemanusiaan, serta tidak bertanggung jawab.
Dilansir dari Middle East Monitor (MEE) dan Al Jazeera pada Kamis (6/2), hal tersebut disampaikan Francesca Albanese dalam sebuah konferensi pers di Ibukota Denmark Kopenhagen. Albanese juga memperingatkan tindakan Trump itu justru akan memperburuk krisis regional.
”Jelas itu melanggar hukum, tidak bermoral, dan sama sekali tidak bertanggung jawab. Apa yang diusulkannya (Trump) adalah omong kosong. Itu adalah hasutan untuk melakukan pemindahan paksa, yang merupakan kejahatan internasional,” lontar Albanese,
Albanese lantas mendesak masyarakat internasional untuk segera mengambil sikap yang lebih kuat terhadap rencana Trump itu dengan mengisolasi AS. ”Masyarakat internasional terdiri dari 193 negara, dan inilah saatnya untuk memberi AS apa yang selama ini dicarinya, yaitu isolasi,” tegas wanita kelahiran Italia tahun 1977 ini.
Dalam kesempatan itu, Albanese menepis anggapan bahwa insentif ekonomi dapat menyelesaikan konflik yang telah berlangsung lama di Timur Tengah. ”Sudah terlalu lama masyarakat internasional memperlakukan isu Palestina sebagai sesuatu yang dapat dikelola melalui pembangunan, insentif ekonomi, dan bantuan kemanusiaan. Terus terang, hal itu tidak berhasil,” ujar pakar HAM PBBi ini lagi.
Meski menurut Albanese, pertumbuhan ekonomi memang penting, namun tetap tidak dapat mengorbankan hak-hak fundamental. ”Perdamaian melalui pembangunan ekonomi adalah harapan untuk menyerah, dan itu tidak akan berhasil. Satu-satunya cara untuk menghentikan kekerasan adalah dengan memberi kesempatan pada perdamaian melalui kebebasan,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Donald Trump pada Selasa malam (4/2) dalam konferensi pers bersama PM Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa AS akan mengambil alih Jalur Gaza. Hal itu disampaikan Trump hanya selang sehari sebelumnya ia mengatakan akan merelokasi secara permanen pemukiman warga Gaza keluar dari Gaza.
”Kami bertanggung jawab untuk membongkar semua bom berbahaya yang belum meledak dan senjata lainnya di lokasi tersebut, meratakan lokasi tersebut dan menyingkirkan bangunan yang hancur, meratakannya, (dan) menciptakan pembangunan ekonomi yang akan menyediakan lapangan pekerjaan dan perumahan dalam jumlah tak terbatas bagi masyarakat di daerah tersebut,” kata Trump.
Masyarakat yang dimaksud Trump adalah masyarakat internasional yang akan menempati Jalur Gaza seperti halnya ’Riviera’ di Timur Tengah. Riviera dalam bahasa Italia adalah garis pantai atau wilayah pesisir.
(Indra Bonaparte)
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain















