Marseille, Aktual.com – Di tengah-tengah kesibukan persiapan Amerika Serikat dan Rusia dalam usaha mengakhiri konflik di Ukraina dan persiapan pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Mendadak kantor Konsulat Rusia di Kota Marseille di Prancis dilempari tiga bom rakitan berjenis bom molotov oleh orang tak dikenal.
Peristiwa pelemparan bom rakitan itu terjadi pada Senin (24/2) waktu setempat, atau di saat peringatan tiga tahun invasi Rusia ke Ukraina. Dilansir dari kantor berita Tass Rusia, satu dari tiga bom rakitan yang dilempar orang tak dikenal itu meledak. Kota Marseille sendiri merupakan kota pelabuhan yang berada di pesisir tenggara Perancis.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, bahwa Konsul jenderal Rusia di Marseille, Stanislav Oranskiy telah mengonfirmasi bahwa ledakan itu terjadi di dalam gedung konsulat, dan bahwa petugas pemadam kebakaran saat ini sedang bekerja di lokasi kejadian.
TASS menyebutkan, tiga alat peledak yang dilemparkan ke tanah, salah satunya meledak. Namun akibat ledakan itu, hanya mengakibatkan beberapa kerusakan properti dan tidak ada korban jiwa. ”Ledakan tersebut memiliki semua ciri serangan teroris,” kata Zakharova.
Ia menambahkan bahwa Moskow akan menuntut Paris untuk segera mengambil tindakan komprehensif dan cepat untuk menyelidiki, serta langkah-langkah untuk memperkuat keamanan misi luar negeri Rusia.
Namun, dilansir Reuters, tiga bom molotov itu dilemparkan ke taman kantor konsulat. Dua dari tiga bom molotov itu meledak. Polisi kini sedang menganalisis isi dari tiga botol soda yang digunakan sebagai proyektil. Meski demikian, polisi memastikan tidak ada yang terluka dalam peristiwa ini. Saat petugas penjinak bom melakukan pemeriksaan, semua staf konsulat langsung mengamankan diri ke dalam ruangan.
Meski belum jelas siapa yang berada di balik serangan itu, tetapi media lokal telah melaporkan bahwa polisi sudah menyelidiki insiden itu dan sedang menyelidiki kendaraan curian yang ditemukan di dekat lokasi kejadian.
Sedangkan Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR), sepekan lalu telah mengeluarkan peringatan yang menyebutkan pemerintah Ukraina dapat menggunakan aksi serangan teroris terhadap misi diplomatik Rusia di Eropa dalam upaya untuk menggagalkan perundingan damai. SVR juga menyebutkan tujuan aksi serangan teroris itu demi mencegah Ukraina membuat ”konsesi berlebihan” dalam penyelesaian konflik dengan Rusia.
(Indra Bonaparte)
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain

















