Malang, Aktual.co — Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Malang (UM) Prof Suko Wiyono mengatakan dunia pendidikan di Indonesia masih belum siap menerapkan standard kelulusan tanpa adanya ujian nasional.
Alasannya, karena mindset sekolah saat ini masih mengandalkan kuantitas belum mengacu kepada persaingan kualitas.
“Kalau tanpa ada UN akan sulit sekali bagi dunia pendidikan untuk pengembangan diri, karena saat ini mindsetnya masih kuantitas,” kata Suko Wiyono kepada Aktual.co, Jum’at (16/1).
Dunia pendidikan Indonesia bisa siap menerapkan standar kelulusan tanpa ujian nasional bila semangat pendidikan sudah berpacu dan bersaing dalam hal kualitas. Sementara yang terjadi saat ini kesenjangan kualitas antar sekolah negeri dan swasta masih terjadi, dimana istilah sekolah favorit grade-nya masih terlihat.
“Kalau tanpa UN semua sekolah bakal meluluskan siswanya agar nama institusi itu baik, ini juga jadi blunder sendiri,” terangnya.
Kebijakan lulus tak harus dari UN rupanya terjadi perdebatan dilapangan, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK di Kota Batu menyambut baik proporsi Ujian Nasional (UN) 50:50. Kebijakan itu dinilai mendorong lulusan berkualitas.
“Artinya sangat bagus bagi sekolah dan siswa, kelulusan tidak bergantung pada UN saja,” jelas Ketua MKKS SMK, Prayitno.
Dia menambahkan, ketentuan itu sekaligus menguatkan posisi sekolah dalam menentukan lulus tidaknya siswa. Sebab, selama ini banyak siswa pintar dan rajin ternyata gagal di UN. Sebaliknya siswa yang jarang masuk sekolah dan nakal justru lulus UN.
“Kalau sekarang ini kami bisa ikut menentukan juga, ini siswa yang nakal dan tidak, sehingga bisa menjadi pertimbangan lulus tidaknya.”

Artikel ini ditulis oleh: