Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Aktual/DOK KEMENTAN

Jakarta, aktual.com – Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) mencatatkan sejarah baru dalam penguatan sektor pangan nasional. Di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian Dr. H. Andi Amran Sulaiman, berbagai capaian strategis berhasil diraih mulai dari rekor cadangan beras tertinggi hingga reformasi kebijakan yang berpihak pada petani.

Dengan semangat kerja cepat dan tata kelola kelembagaan yang terintegrasi, Kementan menegaskan perannya sebagai motor utama dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

Salah satu pencapaian paling mencolok adalah stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang mencapai 4 juta ton, tertinggi dalam sejarah 57 tahun perjalanan Perum Bulog sejak era reformasi.

“Ini capaian dalam sejarah ketahanan pangan kita,” ujar Amran dalam keterangannya, Senin (7/7/2025).

“Keberhasilan ini adalah buah kerja bersama, petani, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan,” tambahnya.

Tak hanya soal cadangan beras, Mentan Amran juga melakukan reformasi kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah dan jagung, pertama kalinya sejak 2018. Kebijakan ini memberi ruang lebih luas bagi petani untuk mendapatkan keuntungan yang layak.

Kini, harga gabah kering panen berada di kisaran Rp6.000–6.500/kg, sementara harga jagung naik menjadi Rp5.500/kg, disertai dengan penghapusan sistem rafaksi yang selama ini memberatkan petani.

“Petani harus diberi ruang untuk untung. Kalau petani rugi, mereka jera menanam,” tegas Amran.

Langkah konkret lainnya yaitu peningkatan anggaran pupuk bersubsidi dari Rp28 triliun menjadi Rp46,8 triliun, mencakup sembilan komoditas strategis. Untuk mendukung distribusi yang transparan dan tepat sasaran, Kementan juga meluncurkan sistem digital i-Pubers (Integrasi Pupuk Bersubsidi), yang diperkuat secara hukum melalui Peraturan Presiden No. 6 Tahun 2025.

Menghadapi tantangan iklim, program pompanisasi nasional menjadi solusi krusial. Hingga akhir 2024, sebanyak 62.378 unit pompa telah didistribusikan, dengan target naik menjadi 70.000 unit. Di Kotawaringin Timur, program ini terbukti meningkatkan indeks pertanaman hingga 300% dan produksi padi sebesar 9,82%.

Kementan juga sukses mengaktifkan kembali lahan tidur di berbagai daerah seperti Bekasi, Merauke, dan Sulawesi Selatan melalui sinergi lintas sektor. Sementara itu, gerakan urban farming berkembang pesat sebagai solusi produktif di kawasan perkotaan.

Tidak hanya fokus pada domestik, Kementan aktif memperluas pasar ekspor hortikultura dan produk olahan ke kawasan Asia dan Timur Tengah. Diplomasi pangan pun digencarkan melalui pertemuan bilateral dengan negara-negara seperti Singapura dan Yordania.

Sebagai bagian dari modernisasi, Kementan mendorong smart farming berbasis teknologi mengintegrasikan IoT, sensor, dan kecerdasan buatan (AI) dengan dukungan pelatihan di lembaga seperti BBPP Ketindan. Program ini menyasar petani milenial sebagai penggerak utama transformasi pertanian masa depan.

Dukungan internasional pun mengalir. Organisasi Pangan Dunia (FAO) memperkirakan produksi beras Indonesia tahun 2025/2026 mencapai 35,6 juta ton, tertinggi dalam tiga tahun terakhir dan menjadikan Indonesia sebagai produsen beras keempat terbesar dunia. Data USDA bahkan mencatat produksi beras mencapai 34,6 juta ton, naik 4,8% dari tahun sebelumnya.

Rangkaian capaian ini memperkuat posisi Indonesia dalam mewujudkan swasembada pangan yang berkelanjutan. Di bawah komando Amran, Kementan tidak hanya mencetak rekor, tapi juga membangun fondasi kokoh bagi ketahanan pangan masa depan bangsa.

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano