Washington, Aktual.com – Presiden Donald Trump dalam pertemuannya dengan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte di Gedung Putih, pada Senin (14/7), keduanya mengumumkan kesepakatan bahwa negara-negara Eropa akan membeli senjata AS untuk dikirim ke Ukraina.
Dilansir dari ABC News, dalam pertemuan itu, Trump juga mengancam akan mengenakan ”tarif yang sangat berat” kepada Rusia, jika tidak ada kesepakatan damai dengan Ukraina dalam 50 hari ke depan. Trump mengancam akan menaikkan tarif impor hingga 100 persen terhadap Rusia.
Pernyataan Trump itu disampaikan bersama Sekjen NATO Mark Rutte di Ruang Oval pada Senin (14/7), dengan mengancam ”tarif berat” terhadap Rusia. ”Kami sangat, sangat tidak senang dengan mereka,” kata Trump tentang Rusia. ”Dan kami akan menerapkan tarif yang sangat berat jika tidak ada kesepakatan dalam 50 hari.”
”Tarif sekitar 100 persen. Anda tahu apa artinya. Tapi hari ini kita akan membahas hal lain,” lanjut Trump, lalu membahas persenjataan untuk Ukraina.
Masih dilaporkan ABC News, saat ditanyakan kapan sistem rudal pertahanan udara Patriot akan dikirimkan ke Ukraina. Trump menjawab bahwa diperkirakan beberapa senjata, termasuk sistem Patriot, segera tiba di Ukraina. ”Beberapa akan segera tiba, dalam beberapa hari,” kata Trump di Gedung Putih, Senin siang (14/7) waktu setempat.
Ia juga mengungkapkan, beberapa negara Eropa yang memiliki sistem pertahanan Patriot juga akan mentransfernya ke Ukraina. ”Mereka akan segera tiba,” ujar Trump.
Sedangkan Sekjen NATO Mark Rutte menimpali dengan mengatakan pengiriman senjata berikutnya ke Ukraina akan mencakup lebih banyak peralatan militer selain sistem rudal Patriot.
Terkait pertemuan antara Trump dan Mark Rutte, mereka juga mengumumkan kesepakatan persenjataan untuk membantu Ukraina di tengah serangan Rusia yang sedang gencar-gencarnya.
”Kami telah membuat kesepakatan hari ini, di mana kami akan mengirimkan senjata kepada mereka dan mereka akan membayarnya. AS tidak akan menerima pembayaran apa pun,” kata Trump. ”Kami tidak akan membelinya, tetapi kami akan memproduksinya dan mereka akan membayarnya.”
Sementara Mark Rutte menyebut kesepakatan itu ”sangat besar” dan mengatakan ini adalah langkah maju dari Eropa. ”Ini adalah gelombang pertama, dan akan ada lebih banyak lagi. Negara-negara Eropa ingin menjadi bagian darinya,” kata Rutte.
Sementara dilansir dari BBC, perubahan sikap Trump yang dramatis menunjukkan ia telah kehabisan kesabaran terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, tulis koresponden BBC di Amerika Utara, Anthony Zurcher.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan ia telah melakukan pembicaraan ”produktif” dengan utusan AS untuk Ukraina, Keith Kellogg, di Kyiv hari ini.
Di Rusia, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa pembicaraan mengenai Ukraina ”sangat penting” untuk dilanjutkan.
Zurcher menganalisis, terkait ultimatum 50 hari dari Trump kepada Rusia untuk gencatan senjata, setidaknya di depan umum, Trump melampiaskan rasa frustasinya terhadap Vladimir Putin. Namun, 50 hari memberi Kremlin banyak ruang untuk bermanuver. Dengan kata lain, waktu untuk mengajukan tawaran balasan yang mencegah ancaman sanksi. Dengan laju serangan saat ini, 50 hari secara teoritis juga memberi Rusia waktu untuk meluncurkan hingga 25 ribu drone dan rudal tambahan ke Ukraina selama pemboman malam harinya.
(Indra Bonaparte)

















