Teheran, Aktual.com – Akhirnya perundingan nuklir Iran dimulai, dengan menggelar pertemuan segitiga (trilateral) Iran, Rusia, dan China. Pertemuan delegasi diplomatik dari tiga negara itu digelar di Teheran pada Selasa (22/7) waktu setempat.
Dilansir dari Kantor Berita Qatar QNA, pertemuan trilateral tersebut untuk membahas perkembangan dalam negosiasi nuklir, pencabutan sanksi terhadap Iran, dan isu-isu terkait lainnya. Dalam pertemuan itu, para perwakilan menegaskan kembali komitmen kuat negara masing-masing untuk menjaga konsultasi yang erat dan mengoordinasikan posisi serta tindakan mereka. Mereka sepakat untuk terus mengadakan pertemuan semacam itu di berbagai tingkatan dalam beberapa minggu mendatang.
Di sela-sela perundingan trilateral, kepala delegasi Rusia dan China juga bertemu secara terpisah dengan Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Politik dan Direktur Jenderal Perdamaian dan Keamanan Internasional di Kementerian Luar Negeri.
Sementara dilansir dari Global News, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun menekankan kalau negaranya akan terus memainkan peran konstruktif dalam mendorong dimulainya kembali dialog mengenai isu nuklir Iran.
Saat ditanya tentang detail dan posisi China, terkait isu nuklir Iran setelah pertemuan trilateral antara perwakilan Iran, Rusia, dan Tiongkok di Teheran. Guo Jiakun mengatakan bahwa negaranya selalu menganjurkan penyelesaian damai isu nuklir Iran melalui jalur politik dan diplomatik. ”China akan terus memainkan peran konstruktif dalam mendorong dimulainya kembali dialog dan negosiasi, sehingga mencapai solusi yang mengakomodasi kepentingan semua pihak,” kata Jiakun, Rabu (23/7).
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei mengatakan setelah pertemuan trilateral, selanjutnya putaran perundingan terpisah dengan negara-negara Eropa dijadwalkan akhir pekan ini.
Baghei mengonfirmasi, Iran akan mengadakan pertemuan terpisah di tingkat wakil menteri luar negeri dengan Inggris, Prancis, dan Jerman di Istanbul pada Jumat (25/7). Namun ia menegaskan Teheran tidak memiliki rencana untuk berunding dengan AS saat ini.
Kepada wartawan, Baghaei mengatakan perundingan trilateral tersebut juga berfokus pada ancaman Inggris, Prancis, dan Jerman untuk menerapkan kembali sanksi PBB terhadap Iran atas program nuklirnya. Ia menambahkan, Rusia dan China tetap menjadi anggota kesepakatan nuklir 2015 dan memiliki pengaruh signifikan di Dewan Keamanan PBB.
Menurut Baghei, Iran telah melakukan ”konsultasi yang baik” dengan Rusia dan China terkait potensi penerapan kembali sanksi tersebut. ”Secara hukum, tidak ada alasan untuk menerapkan kembali sanksi yang telah dicabut berdasarkan (kesepakatan nuklir),” tegasnya.
Untuk diketahui, salah satu hambatan utama dalam negosiasi nulir tersebut, adalah keputusan Iran menangguhkan kerja sama dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), yang memantau program nuklir Teheran. Teheran menuduh IAEA merilis laporan yang bias, yang diduga digunakan sebagai dalih oleh Israel untuk melancarkan perang 12 hari melawan Iran. Sedangkan Rusia dan China berpendapat krisis nuklir Iran hanya dapat diselesaikan melalui cara-cara politik dan diplomatik.
(Indra Bonaparte)

















