Jakarta, aktual.com – Sekitar 3.200 pekerja Boeing yang tergabung dalam Asosiasi Pekerja Mesin dan Dirgantara Internasional Distrik 837 (IAM) resmi melakukan mogok kerja mulai tengah malam Senin waktu setempat. Langkah ini diambil setelah negosiasi kontrak baru dengan perusahaan berujung buntu.
Dilansir KYUK.org, para pekerja yang membangun jet tempur dan sistem persenjataan itu menolak kontrak modifikasi yang ditawarkan Boeing beberapa hari sebelumnya.
“Anggota Distrik 837 IAM membangun pesawat dan sistem pertahanan yang menjaga keamanan negara kita. Mereka berhak mendapatkan kontrak yang menjamin keamanan keluarga mereka dan mengakui keahlian mereka yang tak tertandingi,” kata Sam Cicinelli, Wakil Presiden Umum IAM Wilayah Midwest, dalam keterangan resminya, Minggu (3/8).
Sementara itu, Wakil Presiden dan Manajer Umum Boeing Air Dominance, Dan Gillian, menyatakan kekecewaan atas penolakan karyawan. Padahal, menurutnya, Boeing telah menawarkan kenaikan upah rata-rata 40% serta menyelesaikan isu utama terkait jadwal kerja alternatif.
“Kami kecewa anggota serikat menolak tawaran tersebut. Namun kami siap menghadapi pemogokan dan telah menyiapkan rencana kontingensi agar operasi tetap berjalan,” ujar Gillian melalui pernyataan email kepada NPR.
Para pekerja tersebut bertugas di tiga fasilitas Boeing, yaitu St. Louis dan St. Charles di Missouri, serta Mascoutah di Illinois. Mereka menangani perakitan dan pemeliharaan sistem persenjataan, teknologi rudal dan pertahanan, termasuk jet tempur F-15 dan F/A-18.
Sebelumnya, serikat pekerja telah menolak tawaran kontrak Boeing dengan suara mayoritas pada akhir Juli. Kontrak lama mereka berakhir tepat sebelum tengah malam 27 Juli 2025, menandai dimulainya babak baru ketegangan antara Boeing dan para pekerjanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Tino Oktaviano

















