Yerusalem, Aktual.com – Meski mendapat protes besar-besaran dari dunia internasional, bahkan dari dalam negerinya sendiri. Namun rupanya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap pada rencana besarnya untuk menaklukan Gaza.
Dilansir dari ABS-CBN, media Israel melaporkan Netanyahu segera memerintahkan militernya untuk melakukan pendudukan total atas wilayah Palestina. Untuk itu ia berencana mengumpulkan para kepala keamanan di Yerusalem untuk mengeluarkan perintah baru. Namun, waktu pertemuan keamanan belum dikonfirmasi secara resmi. Netanyahu mengatakan pada hari Senin (4/8) bahwa pertemuan tersebut akan berlangsung ”dalam beberapa hari mendatang”.
Stasiun televisi Israel, Channel 12, melaporkan bahwa Netanyahu akan bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Darat, serta para menteri pertahanan dan militer. Para pejabat senior yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada media Israel bahwa ia bermaksud memerintahkan pendudukan kembali Gaza. ”Netanyahu ingin tentara Israel menaklukkan seluruh Jalur Gaza,” kata sebuah laporan di lembaga penyiaran publik Kan.
Beberapa anggota kabinet yang berbicara dengan Netanyahu mengonfirmasi bahwa ia telah memutuskan untuk memperluas pertempuran ke wilayah-wilayah di mana para sandera mungkin ditawan.
Sementara surat kabar swasta, Maariv menyatakan: ”Dadu sudah dilempar. Kita sedang menuju penaklukan total Gaza.”
”Keputusan sudah diambil. Kami akan menduduki Jalur Gaza sepenuhnya,” ungkap seorang pejabat senior yang dekat dengan Netanyahu, seperti dikutip harian Yedioth Ahronoth.
”Akan ada operasi bahkan di area-area tempat para sandera ditahan. Jika Kepala Staf IDF (militer) tidak setuju, dia harus mengundurkan diri,” tambah pejabat tersebut.
Meskipun rencana penaklukan kembali belum dikonfirmasi secara resmi, rencana ini telah memicu tanggapan marah dari Otoritas Palestina dan pemerintah Gaza yang dipimpin Hamas, yang bersikeras tidak akan mengubah posisinya dalam perundingan gencatan senjata.
”Kami ingin mencapai kesepakatan yang mengakhiri perang. Bola sekarang ada di tangan Israel dan Amerika Serikat, yang mendukung posisi Israel dan menunda tercapainya kesepakatan,” kata pejabat senior Hamas, Husam Badran, kepada Al Jazeera.
Sebelumnya Netanyahu menegaskan tujuan perangnya adalah mengalahkan musuh, membebaskan para sandera, dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel. Pernyataan Netanyahu itu muncul tatkala ratusan mantan pejabat keamanan Israel menulis surat kepada Presiden AS Donald Trump, yang isinya mendesak Trump menekan Netanyahu untuk mengakhiri perang. Mereka menyatakan kemenangan militer telah dicapai dan sudah waktunya fokus pada negosiasi pembebasan sandera.
Untuk diketahui, setelah 22 bulan pertempuran sejak 7 Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sudah lebih dari 60.933 warga Palestina terbunuh, termasuk lebih dari 18 ribu anak-anak. Sedangkan lembaga-lembaga kemanusiaan melaporkan setidaknya 180 orang, termasuk 93 anak-anak meninggal dunia akibat kelaparan sejak Oktober 2023, dan saat ini 2,4 juta penduduk Gaza sedang terjerumus dalam bencana kelaparan yang dahsyat.
Di seluruh dunia, para pekerja kemanusiaan tengah mendesak gencatan senjata untuk mengizinkan masuknya makanan bagi mereka yang kelaparan, dan beberapa ibu kota Eropa telah mengumumkan rencana untuk mengakui negara Palestina, meskipun ada penentangan keras dari AS dan Israel.
Sementara itu, PBB memperkirakan bahwa pasukan Israel telah membunuh lebih dari 1.000 orang yang mencari makanan sejak Mei lalu, sebagian besar di dekat lokasi distribusi makanan yang disalurkan Yayasan Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF). GHF sendiri sebagian besar dikelola oleh para mantan agen CIA dan mantan militer AS.
(Indra Bonaparte)

















