Ribuan warga sedang berebut bantuan di atas truk yang baru tiba di Kota Gaza - foto X

Gaza, Aktual.com – Penderitaan warga Gaza masih terus berlanjut. Di tengah bencana kelaparan, dan rencana invasi besar-besaran militer Israel untuk menguasai penuh wilayah Gaza. Militer zionis terus membombardir kota tersebut.

Dilansir dari Al Jazeera,  Kota Gaza menjadi sasaran serangan udara hebat, kata badan pertahanan sipil Hamas di wilayah itu. Mahmud Bassal, juru bicara, mengatakan daerah pemukiman Zeitoun dan Sabra selama tiga hari dilanda serangan udara yang menyebabkan kerusakan besar pada rumah-rumah warga sipil, dan penduduk tidak dapat menemukan korban tewas dan luka-luka.

Kementerian Kesehatan palestina melaporkan, dalam 24 jam terakhir, tercatat setidaknya 123 warga Palestina, termasuk 21 orang yang mencari bantuan, tewas akibat serangan Israel. Selain itu 437  orang terluka parah.

Dalam periode yang sama, setidaknya delapan orang, termasuk tiga anak-anak meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi yang diberlakukan Israel. Hal ini menjadikan jumlah total kematian akibat kelaparan sejak perang dimulai pada Oktober 2023 menjadi 235 orang, termasuk 106 anak-anak, ungkap kementerian tersebut pada Rabu (13/8).

Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), menggambarkan kematian tersebut sebagai peristiwa terbaru dalam perang terhadap anak-anak dan masa kanak-kanak di Gaza.

”Ini merupakan tambahan dari lebih dari 40 ribu anak dilaporkan tewas atau terluka akibat pemboman dan serangan udara. Setidaknya 17 ribu anak tanpa pendamping dan terpisah, serta satu juta anak yang mengalami trauma berat dan putus sekolah,” tulis Lazzarini di akun X.

”Anak-anak adalah anak-anak. Tidak seorang pun boleh tinggal diam ketika anak-anak meninggal, atau secara brutal kehilangan masa depan, di mana pun anak-anak ini berada, termasuk di Gaza,” lanjut Lazzarini.

Sementara Hani Mahmoud dari Al Jazeera, melaporkan dari Kota Gaza, mengatakan pasukan Israel tampaknya berada dalam tahap persiapan invasi yang diperluas, menyerang beberapa permukiman semalam.

”Ledakan terdengar jelas dari bagian timur Kota Gaza, terutama di dekat permukiman Zeitoun dan sekitarnya hingga pemukiman Sabra,” lapor Mahmoud. ”Tujuh orang dilaporkan tewas semalam akibat gabungan serangan artileri berat dan udara yang menargetkan permukiman-permukiman besar.”

Di permukiman Sheikh Radwan di kota itu, tiga orang lagi dilaporkan tewas saat mereka melarikan diri dari daerah tersebut. Mahmoud juga mengatakan perlintasan Zikim, titik masuk utama bantuan di Gaza utara, telah menjadi ”mematikan bagi warga Palestina”, dengan truk bantuan yang terbatas diizinkan masuk meskipun ada kerumunan orang yang putus asa.

”Lebih banyak orang tewas di sana, baik karena tembakan militer Israel yang disengaja maupun karena mereka berdesak-desakan,” katanya.

Sedangkan dilansir dari BBC, para saksi mata mengatakan bahwa Israel telah meningkatkan serangannya terhadap Kota Gaza khususnya dengan serangan udara yang menghancurkan rumah-rumah. Rekaman video yang tersebar menunjukkan ledakan besar yang disebabkan oleh serangan dan pembongkaran di daerah Zaytoun, di sebelah timur Kota Gaza.

Rabu pagi, Rumah Sakit al-Shifa melaporkan tujuh orang dalam satu keluarga, lima diantaranya anak-anak tewas ketika tenda mereka diserang di Tel al-Hawa, di selatan Gaza. Rumah Sakit Al-Ahli melaporkan 10 orang tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di daerah Zaytoun, di timur kota.

Sebelumnya, pada Minggu (10/8), militer Israel dalam serangan brutal ke tenda media di Gaza mengakibatkan empat jurnalis Al Jazeera tewas, yang memicu kecaman internasional yang meluas. Dua jurnalis lepas lainnya juga tewas. IDF mengatakan telah membunuh reporter terkenal Anas al-Sharif, yang mereka tuduh ”bertugas sebagai kepala sel teroris di Hamas”, dan tidak menyebutkan korban lainnya.

Kelompok-kelompok kebebasan media mengatakan Israel hanya memberikan sedikit bukti untuk klaimnya. Pemimpin redaksi Al Jazeera mengatakan Israel ingin ”membungkam liputan saluran mana pun yang melaporkan dari dalam Gaza”.

Hingga saat ini, sejak Oktober 20213, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan sedikitnya 61.599 orang Palestina, menurut Kementerian Kesehatan, yang jumlah korbannya dianggap PBB dapat diandalkan.

Netanyahu: Perundingan Gencatan Senjata Sudah Berlalu

Sementara itu, komandan militer Israel Letnan Jenderal Eyal Zamir juga  sudah ”menyetujui kerangka utama untuk rencana operasional IDF di Jalur Gaza”, kata sebuah pernyataan yang dirilis oleh militer.

Dalam wawancara dengan Saluran TV Israel i24News yang ditayangkan pada Selasa (12/8), Netanyahu ditanya apakah gencatan senjata sebagian masih mungkin dilakukan. Netanyahu menjawab rencana gencatan senjata sudah lewat. ”Kurasa itu sudah berlalu. Kami sudah mencoba, sudah melakukan segala macam upaya, sudah melewati banyak hal, tapi ternyata mereka hanya menyesatkan kita,” jawab Netanyahu.

Ia juga mengatakan perang hanya akan berakhir ketika semua sandera dikembalikan, dan Hamas menyerah. Ia menambahkan, pada akhirnya, Israel harus mempertahankan kontrol keamanan terbuka atas Gaza.

(Indra Bonaparte)