Jakarta, Aktual.com – Sopir kendaraan taktis (rantis) Brimob yang menabrak dan melindas pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan (21) saat aksi demonstrasi di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8), akhirnya buka suara.
Dalam pemeriksaan Divisi Propam Polri, Jumat (29/8), ia mengaku tidak melihat korban berada di depan rantis. Sang sopir berdalih saat itu situasi di lapangan tidak kondusif karena massa telah mengepung kendaraan dari berbagai arah.
“Kalau mobil saya berhentikan, habis pak. Mereka sudah nyerang pakai batu, cone block, sampai bom molotov,” ujarnya, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV.
Ia menambahkan, serangan massa datang dari kanan, kiri, dan depan, sehingga dirinya hanya fokus menyelamatkan rekan-rekan Brimob yang berada di dalam kendaraan. Bahkan, menurut pengakuannya, ada perintah langsung dari atasan di dalam rantis agar kendaraan tetap berjalan.
Meski demikian, pengakuan sopir Brimob ini justru menuai tanda tanya. Publik mempertanyakan bagaimana mungkin sebuah rantis lapis baja tidak mampu mengantisipasi massa tanpa harus melindas seorang pengemudi ojol hingga tewas.
“Saya tidak mengetahui posisi korban karena saya tidak memperhatikan orang kanan-kiri,” dalih sang sopir saat diperiksa Propam.
Tujuh anggota Brimob yang berada di dalam rantis kini tengah menjalani pemeriksaan internal. Namun, desakan agar kasus ini tidak hanya berhenti di Propam semakin menguat. LSM dan kelompok masyarakat sipil menilai, tragedi tewasnya Affan Kurniawan bukan sekadar “kesalahan teknis”, melainkan indikasi penggunaan kekuatan berlebihan oleh aparat negara terhadap warga sipil.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain

















